Memang, sih, berbagi kebaikan dengan sesama itu tidak hanya saat Ramadan. Namun, entah kenapa, aku pribadi, merasa, Ramadan memiliki energi spesial yang mendorong untuk lebih banyak berbagi tanpa takut kekurangan.
Ternyata, hal tersebut memang sudah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Dari Anas dikatakan, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama? Rasul menjawab, “Sedekah di Bulan Ramadan.” (HR. At-tirmidzi).
Nah, sudah ada hadisnya, berarti emang ada jaminan pahala berlipat ganda sebagai balasannya. Ramadan memang saatnya untuk menjadi royal, menyisihkan sebagian harta yang kita miliki untuk mereka yang membutuhkan, karena ganjarannya juga luar biasa.
Table of Contents
Royal Berbagi Saat Ramadan
Bawaannya pingin ngasih uang setiap melihat anak-anak jualan tisu di lampu merah, ibu-ibu penyapu jalan, atau bapak-bapak pemulung. Apa daya, terkadang, ada, sih, uang di kantong, tapi, kok, kayaknya kurang kalau untuk dikasih langsung ke orangnya.
Oleh sebab itu, aku sering menyalurkan sedikit rezekiku melalui lembaga khusus, atau kepada teman yang kebetulan sedang menggalang donasi. Lebih praktis dan tepat, rasanya.
Selain untuk membantu, Islam juga mengajarkan bahwa sumbangan yang kita berikan kepada orang lain, adalah cara untuk membersihkan harta yang kita miliki. Pastinya, kita ingin apa yang kita miliki adalah halal, berkah, dan bermanfaat untuk diri sendiri.
Konon, orang-orang selalu ngomong, kenapa Raffi Ahmad bisa sukses seperti sekarang, salah satu penyebabnya adalah karena dia mudah banget memberikan sesuatu kepada orang lain. Kalau memang benar begitu, boleh ditiru, kan.
Semoga, kalau di Ramadan tangan selalu ringan untuk memberi, ini menjadi kebiasaan setelah Ramadan. Tidak perlu ngasih uang ratusan juta rupiah, mobil, atau motor juga, kali, ah. Semampu dan seikhlasnya saja, sudah mendapatkan balasan dari Allah swt.
Berbagi Karena Pamrih
Bagiku, memberi kebaikan itu bukan hanya tentang materi. Sekadar memberi tahu kepada orang yang bertanya arah, atau memudahkan urusan orang yang menemuiku di kantor, adalah sebuah kebaikan. Hati pun senang setelahnya.
Secara pribadi, motivasiku utuk berusaha selalu berbuat baik adalah karena hobi solo traveling-ku. Sebagai wanita, tentunya ada keresahan soal keselamatan saat di perjalanan.
Aku berharap, semua kebaikan yang pernah aku lakukan akan berbuah kemudahan dan keamanan perjalananku, kemanapun itu. Misalnya lolos dari random check di bandara, dibantu warga lokal untuk menggunakan teleponnya, atau berhasil menghindar dari orang asing yang mencurigakan. Aku membutuhkan hal-hal semacam itu saat solo traveling.
Alhamdulillah, benar atau tidak, sampai hari ini aku bepergian seorang diri, baik di Indonesia maupun di luar negeri, aku selalu mendapatkan pengalaman menyenangkan. Kalaupun, terkadang ada yang bikin kesal, selalu ada solusinya.
Berbagi Praktis Melalui Pihak Lain
Lantaran sekarang ini aku jarang membawa uang tunai dalam jumlah yang ku anggap banyak, sementara aku sadar bahwa, setidaknya, dua setengah persen hartaku adalah milik orang lain, aku berusaha mencari cara untuk mengeluarkan sebagian yang aku miliki.
Saat ini aku terdaftar sebagai salah satu donatur beasiswa untuk anak-anak kurang mampu. Setiap bulan aku rutin menyetorkan uang melalui lembaga yang mengurus beasiswa ini.
Setiap Ramadan, lembaga ini juga memiliki program khusus Ramadan. Inilah momen aku berbagi lebih banyak. Aku percaya pihak lembaga memiliki data orang-orang yang membutuhkan, tanpa aku harus tahu siapa dan di mana mereka.
Pada kesempatan lain, teman-teman komunitas selalu mengadakan aksi berbagi Ramadan. Ini juga aku manfaatkan untuk mendulang pahala. Kegiatan mereka, biasanya berbagi sembako menjelang lebaran, atau membagikan makanan dan takjil gratis.
Tanpa lupa, tentunya, mengisi celengan masjid ketika salat di masjid manapun. Hal ini, jujur saja, jarang-jarang aku lakukan di luar Ramadan. Salat, ya salat saja di masjid. Kotak amalnya, malah sering tidak kelihatan. Sebaliknya, saat Ramadan, celengan masjid dicari-cari.
Meskipun begitu, bukannya aku tidak pernah menyumbang secara spontan kepada orang-orang yang kupikir membutuhkan. Namun, barangkali, porsinya tidak sebesar yang kusalurkan lewat pihal lain.
Caranya lebih praktis, karena tinggal transfer dari jauh. Selain itu karena mereka punya kontakku, aku sering dikirimi informasi tentanga aksi sosial yang sedang mereka lakukan.
Terserah aku, mau ikutan atau tidak. Setidaknya aku tahu, dan siapa tahu, tergerak hari untuk berkontribusi.
Begitulah caraku menyalurkan sebagian yang kumiliki kepada orang lain. Meskipun kesannya kecil, aku merasa telah menjadi manfaat bagi orang lain. Bukankag sebaik-baiknya manusia, adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Bagaimana dengan teman-teman, adakah cerita tentang berbaginya saat Ramadan? Sharing di kolom komentar yuk!
Naah bener mba. Kadang dengan banyak berbagi, ADAAAA aja hal2 yg memudahkan kita ketika bepergian. Aku pernah terpisah Ama temen2 pas di Bangkok sedang naik perahu di chao Praya. Masalahnya dompet dan tasku dipegang Ama temenku. Jadi aku mau turun ke dermaga aja utk nyusul mereka ga ada duit samasekali. Tapi ntah gimana ada biksu remaja yg nolong, aku LGS Diksh 20 bath. Kayak mau nangis, Krn itu berarti banget buatku yg duitnya semua dipegang temen .
Saat dipikir lagi, semoga aja itu Krn aku rutin juga berbagi dengan beberapa anak asuhku, dan orang sekitar. Ga harus bulan ramadhan, tapi di bulan puasa lebih bagus lagi kan kalo mau diperbanyak