Tiada hari tanpa ke pantai. Tapi, akibat tidak ada satupun yang membawa tabir surya, sehari saja kami snorkeling di tiga gili, warna kulit berubah total. Merah gelap, dan perih keesokan harinya. Pulang-pulang, dekil, dan seperti ular yang berganti kulit karena kulit matinya mengelupas. Hampir dua minggu untuk bisa kembali ke warna kulit asli.
Itulah kenangan yang selalu teringat tentang perjalanan pertama saya ke Lombok bersama teman-teman yang dikenal dari komunitas backpacker. Kami berangkat dari Bandung, tapi saya menyusul karena waktu itu masih ragu-ragu, pergi-nggak-pergi… Begitu oke, mereka sudah berangkat naik kereta pagi, dan saya harus mencari tiket sendiri. Untung masih kebagian tiket bus di hari yang sama dengan mereka, dan bertemu mereka di terminal bus Mengwi, Bali.
Perjalanan ke Lombok ini menempuh jalur darat dan laut. Di Mengwi, saya yang ternyata tiba duluan walaupun berangkatnya siang hari, sempat rehat sejenak di musala sambil menunggu teman-teman. Saat mereka tiba pada tengah malam, tidak ada lagi angkutan yang beroperasi. Menjelang subuh, kami bertemu supir yang menawarkan kendaraannya untuk disewa menuju Pelabuhan Padang Bai, lalu kami lanjut naik ferry ke Pelabuhan Lembar, Lombok.
Perjalanan laut ini memakan waktu sekitar lima jam. Awal-awalnya saja saya antusias menikmati pemandangan dari dek kapal. Maklum, tinggal di Bandung bikin saya kangen laut seperti di Bengkulu, kampung halaman saya. Lama-kelamaan kami bosan dan mencoba tidur di bagian dalam kapal.
Berlabuh di Lembar pada siang hari, kami masih harus mencari kendaraan umum menuju daerah Senggigi, tempat kami menginap. Ongkosnya tidak ada yang cocok, sehingga kami sepakat untuk berjalan keluar areal pelabuhan, menunggu kendaraan lain yang bisa diajak bernegosiasi.
Kebayang, kan, lamanya ke Lombok lewat darat dan laut. Mending saya, pakai bus, langsung sampai Bali meskipun duduk belasan jam. Teman-teman saya, mereka naik kereta, lalu lanjut naik bus ke Bali. Lebih murah, memang, tapi pantat tepos dibuatnya.
Oleh sebab itu, kalau mau ke Lombok lagi, saya mending naik pesawat terbang. Mahal dikit, tapi efektif waktu. Lagian, saat itu saya masih jadi anak kampus, waktunya banyak. Sekarang sudah jadi cewek kantoran, liburannya diatur jatah cuti.
Emang kapan mau ke Lombok?
Tahun ini, habis lebaran, saya ada rencana menjelajah Indonesia kawasan timur. Starting point-nya Lombok karena penasaran nyobain live on boat dari Lombok ke Pulau Komodo. Tapi, mau stay sekitar dua atau tiga hari dulu di Lombok. Mau jalan-jalan di kawasan Mandalika dan Kuta yang kabarnya sekarang sedang dikembangkan secara besar-besaran. Pengen nyobain juga suasana wisata halal yang sedang jadi primadonanya Lombok.
Nah, karena niatnya naik pesawat dan menginap, otomatis harus pesan tiket jauh-jauh hari, biar dapat harga murah. Termasuk juga akomodasinya. Meskipun hanya sebentar di Lombok, nggak salah, kan, kalau pingin dapat penginapan yang bagus, nyaman, tapi murah. Ini juga harus dipesan dari sekarang, biar nggak kehabisan.
Dulu, masih, sih, sampai sekarang, saya selalu memesan tiket dan akomodasi secara terpisah. Waktu bisa habis hanya untuk hunting tiket yang dianggap murah ke laman situsnya maskapai lokal. Padahal bisa lebih efektif kalau langsung saja ke situs pencarian tiket. Tinggal ketik kota asal dan tujuan, nanti bisa ketahuan pesawat apa saja yang tersedia pada tanggal yang dimau.
Begitupun soal penginapan. Pusing nyariin satu-satu hotel yang ada di kota tujuan. Tahu alamat, nggak tahu tarifnya. Tahu tarif, nggak tahu lokasi dan fasilitasnya. Ujung-ujungnya nyerah, nanti aja nyari di sana. Iya, kalau ada kamar kosong yang sesuai selera.
Sekarang, saya nggak mau seperti itu lagi. Traveloka, situs pencarian tiket yang sudah ternama, rupanya, punya paket yang memahami kebutuhan para pekerja yang hobi traveling macam saya. Kalau dulu tahunya hanya pesan tiket pesawat di Traveloka, sekarang juga bisa booking hotel. Belinya tidak terpisah, tapi sekaligus. Ini buktinya:
Awalnya saya juga heran, gimana caranya?
Daripada penasaran, saya coba-coba pesan tiket dari Jakarta ke Lombok, sekalian hotelnya lewat paket tiket hotel traveloka. Wow, praktis sekali! Ada informasi hotel di berbagai wilayah di Lombok serta jadwal penerbangan ke sana yang bisa dipilih. Praktis, kan. Hemat waktu, lagi.
Tidak cukup sampai di situ. Harga yang tertera, ternyata, lebih murah daripada pesan tiket dan booking hotel sendiri-sendiri. Ada potongan harga dari harga asli, soalnya. Gimana nggak oke si Traveloka ini. Pantas, selalu jadi patokan orang di kantor buat pesan tiket. Potongan harganya bisa dijadikan sangu buat wisata kuliner di Lombok.
Belum puas, saya coba teruskan sampai ke proses payment. Tersedia banyak pilihan yang sangat mudah, dari kartu kredit sampai metode pembayaran lewat mini market yang kebetulan ada di dekat rumah. Super gampang, kan, caranya.
Tunggu apalagi. Punya rencana liburan? Langsunglah pesan di Traveloka!
semoga ya next aku bisa ke lombok. Belum pernah nih…
Dulu banget pernah ke Lombok rame-rame sama teman, next pengen kesana lagi sama keluarga. Makasih infonya Mbak, salam kenal yaaa 🙂
Salam kenal.
Aku rencana tahun ini juga pengen ke Lombok mbak. Asyik yo kalau sdh ada satu paket pemesanan gitu
Pernah ke Lombok, belum puaas..aku sekarang pakainya Traveloka juga…
Sering pakai Traveloka tapi belum pernah ke Lombok. Hopefully someday.
Kalau yang tinggal di Jakarta enak banget ya kayaknya bisa melipir akhir pekan ke Bali atau Lombok. Eh yang di Sumatra bisa juga sih, tapi ongkos dobel hehe.
Cakep ya Lombok. Mau ke desa Sade yang terkenal itu sambil main air di Gili. Waaaaa
Semoga aku jg dapat liburan ke Lombok dg cara hemat kayak gitu.
Asik bgt ya sekarang, cr hotel dan tiket pesawat gak pake ribet
Segera betangakt, Kak. 🙂
tapi, sekarang dah gak boleh ketemu si dia lagi, coz sudah menjadi milik orang lain… sedih hati aku, padahal dia tau kalo aku tuh cinta banget sama dia