Gemuruh Irama Melayu di Anugerah Pesona Indonesia 2017

“Tahun kemaren, daerah mana yang jadi juaranya?”

“NTT.”

Sabtu, 25 November 2017, bersama rekan-rekan blogger, saya menghadiri Malam Penghargaan Anugerah Pesona Indonesia 2017 di Grand Studio Metro TV. Ini merupakan acara tahunan yang digagas oleh ayojalanjalan.com dan didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Tahun ini adalah kali kedua event ini diselenggarakan.

Sesuai namanya, perhelatan ini merupakan bentuk apresiasi kepada seluruh insan pariwisata tanah air, sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan mempromosikan potensi wisata lokalnya. Daerah mana yang pariwisatanya paling populer.

Tidak heran, studio malam itu dipenuhi oleh para undangan dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya mereka yang menjadi nominasi #APIAwards2017. Setiap utusan mengenakan pakaian atau kostum yang menampilkan ciri tradisional daerahnya masing-masing. Sungguh warna-warni. Ini, mungkin, yang menyebabkan studio tidak terlalu dingin malam itu.

Rombongan blogger kebagian tempat duduk di kanan atas. Tidak mau kalah, kami juga mengenakan baju nusantara, sesuai dress code. Laki-laki mengenakan kemeja batik, perempuannya ada yang pakai kain batik, dan ada yang pakai blus batik. Beragam, tidak mewakili daerah manapun yang menjadi nominasi API 2017.

Saya dan beberapa blogger duduk di bagian paling belakang atas. Di depan kami ada barisan ibu-ibu dan mbak-mbak yang seragamnya sangat cantik. Setelan hijau yang dihiasi motif keemasan. Tidak sempat saya bertanya mereka dari mana, karena acara segera dimulai.

Seorang crew tv, sebut saja floor director, mewanti-wanti para penonton agar bersikap tenang selagi acara berlangsung, dan bertepuk tangan meriah saat para pemenang diumumkan. Tidak lama, masuklah duo MC Hamdan Alkafie dan Maria Lizia yang memakai kostum hijau dengan kain dan sarung kuning keemasan. Corak baju keduanya mirip dengan ibu-ibu yang duduk di depan saya.

Sebagai awalan, seluruh yang hadir diminta berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu, Tari Persembahan, dan laporan Ketua Penyelenggara API 2017, Bapak Nanda Satria Azwar.

Dari laporan diketahui bahwa dari 15 kategori yang diperebutkan tahun ini, tercatat sekitar 4,5 juta tautan di internet dan lebih dari 32.000 pemberitaan mengenai API 2017 di media online. Selain itu, ada lebih dari 5 juta posting dan share di media sosial mengenai nominasi dan kegiatan #AnugerahPesonaIndonesia. Jumlah ini belum termasuk promosi lokal yang dilakukan pemerintah daerah dan penggerak pariwisata yang memasarkan wisata daerahnya yang menjadi nominasi API 2017.

Sistem penjurian API

Seleksi para nominasi dimulai dengan memberikan kesempatan kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia untuk mengusulkan objek wisata di setiap kategori yang telah ditentukan oleh Panitia dan Tim Perumus API. Usulan ini disampaikan melalui Dinas Pariwisata Provinsi.

Pihak provinsi akan menyampaikannya kepada Panitia API untuk diseleksi. Setelah terpilih, maka API akan mengajak masyarakat memilih objek wisata atau destinasi yang ada dalam setiap kategori. Tidak ada paksaan, tergantung pendapat dan pengalamannya masing-masing.

Penentuan pemenang dilakukan secara voting, melalui laman situs Anugerah Pesona Indonesia atau kirim SMS. Juaranya dinilai dari suara terbanyak. Di sinilah peran pemerintah daerah diperlukan untuk membuat daerahnya menjadi semakin terkenal. Pemerintah daerah harus merangkul dan mendorong semua elemen lokal untuk memilih objek wisata daerahnya yang masuk sebagai nominasi API. Dibiayain kalau perlu.

Tahun ini, setiap kategori terdiri dari 10 nominasi. Dari 10 nominasi, terpilih juara 1, 2, dan 3. Daerah yang paling banyak menyabet juara, tentunya yang akan menjadi juara umum. Pialanya, kalau tidak berhalangan, akan langsung diserahkan oleh Menteri Pariwisata kepada Kepala Daerah (Bupati, Walikota dan Gubernur) yang objek wisatanya terpilih sebagai yang terpopuler.

Juara API 2017

Dari semua barisan penonton, mungkin kursi di bagian kanan atas yang paling sering berteriak. Bukan, bukan kami, para blogger, yang berbuat. Itu kelakuannya para utusan Provinsi Riau yang selalu sontak bersorak sambil mengangkat tangan setiap nama daerah mereka diumumkan sebagai pemenang.

Menang sekali, teriaknya biasa. Kedua kali, mulai naik silabelnya ditambah angkat tangan. Ketiga, keempat, sampai akhirnya dinobatkan sebagai Juara Umum, sudah… tidak terbendung lagi luapan kebahagiannya. Studio pun semakin meriah.

Saya sempat bertanya kepada ibu-ibu di depan saya tentang beberapa objek wisata di Riau yang nama-namanya memang unik: minuman Laksamana Mengamuk, makanan Bolu Berendam, atraksi Bakar Tongkang, Bono (Sungai yang menjadi lokasi berselancar), dan Festival Pacu Jalur yang menggunakan perahu terbuat dari batang pohon sepanjang hampir 40 meter. Semuanya bikin penasaran, apalagi setelah melihat videonya. Seru! Sayang, kami tidak sempat menyicipi kulinernya.

Total ada tujuh kategori yang dimenangi Riau, baik sebagai Juara 1, 2, dan 3. Ditambah satu piala sebagai Juara Umum. Piala Juara Umum ini diterima langsung oleh Gubernur H. Arsyadjuandi Rachman. Pantaslah anak buahnya pada heboh. Termasuk saya, yang tinggal di provinsi tetangga, Bengkulu.

“Ayo ke Riau!” ajak seorang ibu di depan kami.

Ini hasil lengkap Malam Penghargaan Anugerah Pesona Indonesia 2017:

Di sela-sela acara, penonton dihibur oleh suara merdunya Kamasean dan Daniel Christianto, dengan iringan musik dari Irvan Band. Tidak ketinggalan, ada pertunjukan tari setelah semua pemenang diumumkan. Kostumnya seceria alunan irama musiknya.

Ada cerita lucu soal ini. Di salah satu tarian, saat penarinya muncul, saya keceplosan itu tarian dari Padang. Eh, ibu di depan noleh, “Dari Riau, mbak…” ucapnya, mengoreksi saya yang cuma bisa nyengir.

Riau benar-benar meraja lela di API tahun ini. Pantas, aroma Melayu kental terasa sepanjang acara. Pulang-pulang semua yang hadir juga dibekali suvenir khas Riau. Tanjak, topi khas Melayu untuk pria, dan selendang untuk yang wanita.

Berfoto mengenakan suvenir dari sang Juara Umum, Riau. (kameranya Acen Trisusanto)

Sumpah, saya benar-benar pingin ke Riau. Juga ke daerah-daerah lain, tentunya, yang menjadi objek wisata terpopuler di Indonesia versi API 2017.

Ayo, kita jalan-jalan!

13 Replies to “Gemuruh Irama Melayu di Anugerah Pesona Indonesia 2017”

Leave a Reply to Munasyaroh Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *