Bandar Lampung, dari Bakso Sony hingga Keripik Pisang

Lampung bukanlah daerah yang asing bagi saya. Saat masih kuliah di Bandung dan harus mudik ke Bengkulu dengan bus, saya pasti melewati provinsi ini walapun hanya pinggirannya. Aroma Pelabuhan Bakauheni masih terngiang di indera penciuman. Namun, semua itu tidak membuat saya mengaku pernah ke Lampung sebelum menginjak ibukotanya, Bandar Lampung.

Harapan terwujud. Akhirnya benar-benar ke Bandar Lampung karena tugas kantor. Namanya dinas bersama atasan dan rekan kerja, gerakan agak terbatas. Untunglah masih punya kesempatan merasakan keindahan dan kenikmatan khas Lampung yang terkenal seantero Indonesia.

Kota Bandar Lampung
Selamat datang di kota Bandar Lampung

Jajanan Wajib di Bandar Lampung

Bakso Son Haji Sony

Lampung tidak hanya identik dengan gajah, tapi juga bakso. Ada satu tempat makan bakso legendaris di Lampung yang terkenal karena kelezatan pentolnya, yaitu bakso Sony atau nama lengkapnya Bakso Son Haji Sony.

Sore itu, sesaat setelah tiba dan menaruh barang di hotel, saya dan teman-teman menyewa mobil menuju pusatnya bakso Sony di Jalan Wolter Monginsidi 42A. Tempatnya sepi, tidak berjubel seperti bayangan saya tentang tempat makan terkenal.

Dipikir tutup, rupanya buka. Kami langsung memesan masing-masing seporsi. Beda, memang, dari bakso kebanyakan yang kenyal-kenyal keras. Bakso Sony cenderung lembut meskipun kenyal, serta ada rasa manis saat dikunyah. Ukurannya juga standar pentol bakso, tidak ada isi macam-macam.

Bakso Sony, jajanan wajib di Bandar Lampung
Bakso Sony yang terkenal di Lampung

Ada mi ayam juga ternyata. Selain itu ada jual daging potong segar. Sore itu kami melihat ada beberapa pembeli.

Inilah mungkin yang menyebabkan baksonya spesial. Pemiliknya tahu banget bagian mana dari sapi yang paling sedap diolah menjadi bakso. Bagi yang ingin membawa pentolnya sebagai oleh-oleh, bisa dipesan. Satu paketnya berisi 50 biji dengan harga 100.000an.

Batik dan Kain Tapis

Motif batik khas Lampung

Bagian luar ruangan tempat acara berlangsung, ada pameran kecil yang memerkan batik dan kain tapis  khas Lampung.  Saya suka sekali motifnya yang beragam dan berwarna cerah. Lalu ada sulaman emas bercorak tapis yang ramai dan mewah. Sayang, harganya melebihi isi kocek. Cukuplah dikagumi dengan cara menyentuh dan memuji.

Lama saya bertahan untuk tidak membeli batik Lampung, namun luluh saat datang ke Griya Batik GABOVIRA. Lokasinya agak jauh dari keramaian kota, tapi menilik tempatnya yang luas, serta motif-motifnya yang unik, saya yakin ini tempat terkenal.

Motif batiknya bervariasi, dari yang sederhana hingga yang unik. Harganya juga relatif terjangkau, dari harga di bawah Rp100.000 hingga di atas itu.

Pemandangan dalam Kota

Menjelang malam, saya sengaja membuka pintu balkon kamar di Grand Anugerah Hotel. Niatnya cuma pingin lihat-lihat sekeliling. Ternyata di hadapan saya tersaji panorama senja merah keoranyean yang membuat decak kagum.

Besoknya saya jalan pagi di sekitar hotel. Ada bundaran yang dikelilingi patung gajah. Lalu saya sadar bahwa gedung-gedung, bahkan halte di kota ini, berhiaskan siger, mahkota khas Lampung.

Saya juga menemukan lukisan alam super cihuy saat bersantai di lobi Novotel Hotel, tempat acara berlangsung. Dari balkon ada pemandangan bukit kecil. Di atasnya seperti ada menara kastil.

Saya  tahu itu pasti semacam bukit kapur, tapi dari kejuhan bentuknya bagaikan istana pangeran berkuda. Di belakangnya terbentang perairan Teluk Lampung yang menunggu siapapun untuk datang dan bersantai.

Pemandangan dari Hotel Novotel Bandar Lampung

Bicara soal hotel di Lampung, pasti banyak pilihan, dari yang murah sekelas homestay, sampai yang berbintang merogoh kocek. Cara paling mudah untuk mengetahui harganya adalah melalui aplikasi Pegipegi, Online Travel Agent (OTA) terpercaya yang membantu kebutuhan para traveler.

Salah satu layanannya adalah pencarian hotel. Caranya kerjanya hanya klik logo Hotel dari tiga pilihan yang ada. Maka akan beralih ke bagian Pesan Kamar Hotel. Masukan kota tujuan, misalnya Lampung, serta tanggal check-in dan check-out. Jangan lupa pilih jumlah tamu dan jumlah kamar yang dibutuhkan, lalu sentuh kotak Cari Kamar.

Terpampanglah pilihan lokasi, dan rekomendasi nama-nama hotel. Cek mana yang sesuai dengan selera dan budget. Setelah itu pilih tipe kamar yang diinginkan. Kalau ada permintaan khusus, misalnya extra bed, bisa ditambahkan. Kemudian isi data pemesan hingga pembayaran.

Proses pembayarannya sangat praktis karena tersedia banyak cara, misalnya transfer, kartu kredit, internet banking, virtual account, melalui minimarket terdekat, hingga bisa dicicil. Selesai, begitu uang sudah berpindah tangan, bukti pemesanan akan langsung dikirim, baik di aplikasi Pegipegi, maupun melalui email.

Oleh-oleh Khas Lampung

Kurang lengkap rasanya jalan-jalan tanpa membawa oleh-oleh, meskipun kecil dan sedikit. Di Lampung, selain membawa bakso Sony, jangan lupa dengan keripik pisang untuk cemilan.

Tempo hari ke sana, kami dibawa ke Jalan PU yang terdapat banyak para pedagang rumahan. Mereka menjual berbagai cemilan yang didominasi keripik pisang. Ada beragam rasa, sampai-sampai bingung memilih. Daripada penasaran, saya campur semuanya. Setengah kilo udah banyak. Beres.

Keripik pisang oleh-oleh khas Lampung

Mhm… secuil banget ya, pengalaman jalan-jalan di Lampung-nya. Tapi segitu doang sudah senang, dan mampu membuat saya ingin kembali. Makanan belum banyak yang dicoba. Keindahan alamnya dikit banget yang dilihat.

Lampung emang gitu. Spot eksotis dan menantangnya kebanyakan jauh di pinggir kota, makanya nggak bisa sebentar kalau ke sana.

Ayolah, ajakin lagi saya ke Lampung! Pingin Bakso Sony lagi.

1 Reply to “Bandar Lampung, dari Bakso Sony hingga Keripik Pisang”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *