Menurut World Health Organization (WHO), kanker adalah penyebab utama kematian di dunia. Data pada tahun 2020 menyebutkan bahwa hampir 10 juta kematian di dunia tersebut disebabkan oleh kanker.
Penyakit kanker yang banyak diderita manusia adalah kanker payudara, kanker paru-paru, kanker usus, kanker prostat, kanker kulit, dan kanker perut. Kecuali kanker payudara, kelima jenis kanker tersebut adalah yang paling banyak menyebabkan kematian pasien.
Table of Contents
Pelajaran Hidup dari Seorang Penyintas Kanker
Pada sebuah acara webinar dalam rangka merayakan Bulan Inklusi Keuangan sepanjang Oktober 2021 lalu, salah seorang narasumbernya adalah penyintas kanker kolon. Dia mengaku tidak pernah menyangka bahwa di balik kehidupannya yang aktif, ada sel jahat yang sedang menggerogoti tubuhnya.
Hingga pada suatu ketika, dia memeriksakan kesehatannya, dan mendapatkan diagnosa yang sulit dipercaya. Dokter menyatakan bahwa di tubuhnya ada kanker yang sudah terbilang parah, sehingga harus segera dirawat secara intensif.
Mau tak mau, proses pengobatan dan penyembuhan yang menyakitkan, hingga merusak penampilan fisiknya, harus dialami. Itu semua sanggup ia jalani, karena dia memang bertekad sembuh. Syukurlah dia juga mendapatkan banyak dukungan dari orang-orang terdekatnya.
Meskipun memiliki support system yang mampu menguatkannya, tetap ada satu hal yang mengganjal hatinya, sekaligus membuatnya tersadar akan kelalaiannya di masa lalu. Kalau dipikir terus, mungkin akan membuat kondisinya makin drop.
Biaya penanganan penyakit kanker sangatlah mahal, apalagi kalau sudah stadium tinggi. Itu pun diakui oleh para dokter. Perkara inilah yang memberi pelajaran berharga kepada narasumber tersebut. Dia tidak memiliki asuransi kesehatan yang dapat meringankan biaya pengobatannya.
Akibatnya, dia berjuang sekuat tenaga secara fisik, mental, dan finansial, untuk pulih total dari kanker. Upayanya berhasil, tapi dia mesti kehilangan sebagian asetnya. Pengalaman inilah yang selalu dia bagikan kepada orang lain.
Asuransi sebagai Proteksi Masa Depan
Pandemi covid-19 memang mengajarkan banyak hal kepada manusia, khususnya soal manajemen keuangan. Sepanjang hampir dua tahun ini, salah satu topik yang sering muncul di timeline saya adalah mengenai dana darurat, termasuk investasi dan proteksi.
Kalau soal investasi, semua pasti sadar akan manfaatnya sebagai bekal hidup di hari tua. Sementara proteksi, masih banyak masyarakat yang enggan membeli asuransi, karena berbagai isu negatif di sekitarnya.
Padahal, asuransi juga merupakan bentuk ‘tabungan’ di masa depan, setidaknya dalam jangka menengah. Masa depan yang tidak bisa diprediksi harus dihadapi dengan persiapan, salah satunya dengan memiliki asuransi.
Manfaat asuransi memang tidak bisa langsung dirasakan, apalagi identiknya dengan musibah, seperti kecelakaan, perawatan di rumah sakit, kerusakan properti, bahkan kematian. Semua itu tidak ada yang tahu kapan akan terjadi.
Siapa juga yang mau kena musibah. Tapi, kan, manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan. Alangkah baiknya kalau kita melakukan persiapan, daripada menyesal.
Nilai uang akan tergerus inflasi, sementara bunga tabungan konvensional sangat kecil. Nilai uang Rp1.000.000 sekarang ini akan sangat jauh berbeda daripada 10 tahun yang akan datang. Bahkan dalam satu tahun pun, penurunan nilai uang sangat terasa.
Kenapa Belum Memiliki Asuransi?
Masih dalan sebuah webinar tentang keuangan, peserta ditanya, siapa yang telah memiliki asuransi? Jumlah yang menunjuk tangan bisa dihitung jari tangan, ternyata.
Kemudian moderator bertanya kepada sisanya, mengapa tidak, atau belum memiliki asuransi. Ada banyak alasan yang terungkap.
Ada yang yang tidak tahu cara membeli polis asuransinya; ada yang ragu dengan kredibilitas perusahaan asuransinya; ada yang takut kena prank agen asuransi; manfaatnya nggak tahu kapan, tapi nyetor terus; dan ada yang berbagi soal proses klaim asuransinya ribet. Macam-macam alasan, pokoknya.
Narasumber yang seorang perencana keuangan itu pun tersenyum. Paham betul apa yang peserta rasakan. Tetapi dia menegaskan bahwa asuransi adalah bentuk mitigasi atau upaya pencegahan dari risiko bencana, baik pada pribadi, keluarga, maupun barang-barang berharga kita. Siapapun tidak menginginkan tertimpa musibah, tetapi ketika itu terjadi, beban kita akan ringan.
Sebelum Membeli, Pilih-Pilih Dulu di Lifepal
Pernah, saat sedang coba-coba menyusun rencana keuangan, saya berpikir, apakah saya benar-benar memerlukan asuransi? Kalau saya datang ke perusahaan asuransi sekadar untuk berdiskusi, ujung-ujungnya, bakal disuruh membeli produk mereka.
Seandainya ada semacam layanan konsultasi mengenai asuransi, itu mungkin akan lebih nyaman, karena akan merasa tidak dipaksa untuk membeli saat itu juga. Kita bisa membandingkan terlebih dahulu berbagai produk asuransi, dan mengambil waktu untuk berpikir, sebelum memilih yang sesuai dengan keadaan dan keuangan kita.
Ternyata, sudah ada layanan seperti itu.
Mengenal Lifepal
Saya baru tahu bahwa kini telah hadir Lifepal yang digawangi para ahli keuangan yang siap diajak berdiskusi mengenai perencanaan keuangan. Salah satu fitur utamanya adalah tentang bagaimana memilih produk asuransi yang tepat bagi individu, keluarga, dan karyawan.
Lifepal yang berdiri sejak November 2018 adalah marketplace asuransi terlengkap dan terpercaya di Indonesia. Sesuai misinya, Lifepal ingin memberikan akses informasi dan perlindungan finansial kepada masyarakat.
Lifepal didirikan oleh 4 sahabat, dan merupakan mitra PT Anugrah Atma Adiguna yang dikenal sebagai pialang asuransi terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kini, Lifepal telah tumbuh menjadi organisasi besar dengan tim yang berdedikasi tinggi.
Membeli #asuransilifepal
Layaknya marketplace, teman-teman bisa memilih berbagai jenis asuransi yang ada di Indonesia, termasuk juga yang menggunakan sistem syariah. Asuransi yang tersedia adalah asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi mobil, asuransi properti, asuransi perjalanan, serta asuransi karyawan.
Lifepal menawarkan layanan online mandiri yang membolehkan kita membandingkan produk asuransi rekanan secara gratis. Kalau ada yang cocok, teman-teman bisa melakukan cek kondisi keuangan dengan simulasi nominal angsuran, sehingga bisa disesuaikan dengan pendapatan dan pengeluaran.
Kita bisa mengidentifikasi masalah keuangan yang berpotensi dihadapi. Lifepal akan memberi rekomendasi finansial yang tepat dengan kondisi keuangan kita. Dengan bantuan #asuransilifepal, calon nasabah akan menemukan produk asuransi terbaiknya.
Memilih Asuransi yang Dibutuhkan
Melihat perkembangan pandemi dan situasi dunia kesehatan saat ini, saya berminat untuk mencari tahu tentang asuransi kesehatan. Memasuki usia cantik, saya ingin berjaga-jaga seandainya nanti terserang penyakit yang menyebabkan saya harus dirawat di rumah sakit, dan membutuhkan dana yang cukup banyak.
Bagi yang sedang mencari informasi mengenai asuransi kesehatan seperti saya, ini, nih, daftar asuransi kesehatan yang bisa kita kepoin dulu di Lifepal, sebelum membeli:
Dengan membeli asuransi kesehatan di Lifepal, nasabah akan memperoleh keuntungan sebagai berikut:
- memiliki 5000 lebih rumah sakit rekanan yang tersebar di dalam dan di luar negeri;
- memberikan jaminan premi termurah;
- mendapatkan bantuan klaim polis asuransi secara online;
- memberikan layanan konsultasi gratis untuk memilih polis asuransi yang tepat.
Berselancar di Lifepal cukup membuat saya makin melek asuransi. Pikiran sedikit terbuka mengenai manajemen risiko.
Di zaman yang serba tak pasti seperti saat ini, sangat perlu bagi kita menyisihkan dana untuk membeli asuransi sebagai proteksi diri, keluarga, bahkan aset, agar hidup tetap nyaman di masa depan.
Referensi:
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cancer
- https://lifepal.co.id/