PINGIN TRAVELING TAPI KERE, COBALAH MENGINAP DI HOSTEL!

Why don’t you go and live in a hostel to save cash? – Prince Philip

Hostel adalah penginapan yang kamar-kamarnya berisi deretan tempat tidur bertingkat. Setiap orang dikenakan tarif per tempat tidur, bukan per kamar.

Begitulah bayangan saya tentang menginap di hostel ketika belasan tahun silam merencanakan backpacking keluar negeri. Saat itu hostel belum popular di Indonesia. Tapi, bukannya ‘seram’, saya malah penasaran mencoba.

Sampai sekarang, hampir dipastikan saya selalu memilih hostel sebagai peraduan saat traveling keluar kota dan keluar negeri. Desainnya banyak yang lucu, fasilitas dan suasananya bikin betah, serta harganya bersahabat bagi pejalan berdana minim.

menginap di hostel
Menginap di hostel yang kamarnya bikin mager

Tarifnya Cuma Puluhan Ribu Rupiah

Ketika melancong, khususnya ke daerah yang belum pernah dikunjungi, saya lebih banyak menghabiskan waktu berkeliling kota, dari pagi hingga malam. Pulang ke penginapan cuma untuk bersih-bersih dan istirahat. Rugi rasanya membayar lebih untuk kamar yang ditempati beberapa jam saja.

Pengalaman di beberapa kota besar di Asia Tenggara, saya masih bisa menemukan hostel yang tarifnya di bawah Rp100.000/ bed/ malam. Lokasinya di tengah kota, kasur tebal lengkap dengan bantal dan selimut empuk, kamar ber-AC, colokan di tiap tempat tidur, ada loker, serta dapat sarapan yang bukan cuma roti dan selai.

Beberapa hostel di Bali bahkan ada yang cuma Rp45.000

Pilihan kamar saya adalah dorm yang diperuntukkan bagi beberapa orang. Pernah ada yang cuma untuk empat orang, dan pernah juga yang bisa muat untuk belasan orang. Persis di barak. Untungnya sedang nggak penuh waktu saya di sana.

Kalau beruntung, sering ada harga promo, atau dikasih diskon karena menginap lebih dari dua malam. Otomatis jauh lebih murah, kan.

Bukan Hanya untuk Solo Traveler

Saya adalah tipe low budget solo backpacker, makanya selalu memilih hostel. Demi rasa aman, sebisa mungkin, saya memilih kamar khusus untuk perempuan. Tapi kalau sudah suka hostelnya, tapi dorm wanita penuh, saya tidak keberatan memilih kamar campur yang dihuni laki-laki dan perempuan.

Meskipun begitu, beberapa hostel juga menyediakan kamar privat. Waktu pertama kali singapura, saya berdua kawan memilih kamar untuk dua orang. Tempat tidurnya tetap bertingkat, karena kamarnya kecil. Tapi di hostel lain, ada yang menyediakan single bed atau double bed.

Tempat Bertemu Traveler Lain

Hostel memberi kesempatan untuk mengenal traveler dari berbagai daerah dan negara. Kita bisa saling sekadar bertukar sapa, berbagi informasi yang jarang ada di Google, bahkan bisa jadi teman jalan. Lumayan, bisa cost sharing, dan siapa tahu ada yang berjodoh.

Soal berbagi informasi ini pernah saya alami ketika di Jepang. Saat itu, di common room, saya ngobrol dengan pejalan asal Inggris. Dia sedang traveling keliling Jepang. Salah satu rencananya adalah melihat snow monkey berendam di onsen di Taman Jigokudani, Nagano, pada Musim Dingin.

Seumur-umur, baru kali itu saya mendengar tentang monyet yang turun gunung pas musim salju, hanya untuk berendam di kolam air panas. Penasaran, saya cari informasinya, dan beberapa minggu kemudian, saya berangkat ke sana!

Yup, bermalam di penginapan yang bangunan dan lahannya sempit macam hostel, memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan tamu lain. Bukan hanya di kamar, tapi juga di lobi, ruang makan, atau fasilitas umum lain yang disediakan. Tinggal kitanya yang membuka diri.

Umur boleh beda-beda. Tapi soal traveling, pasti semangatnya sama.

Suasana di hostel yang lobi, common room, dan area dapurnya menyatu

Hostel-hostel tertentu, terkadang punya acara khusus yang melibatkan staf dan tamu. Beberapa sering mengadakan barbeque, nonton film, game, walking tour, atau hiking bareng.

Mungkin, karena informasi tentang keseruan menginap di hostel sudah bertebaran, sekarang hostel bukan cuma jadi incaran para backpacker. Saya pernah satu kamar sama seorang perempuan yang sudah semingguan menginap di hostel. Dia sedang mengikuti tes kerja dan akan tinggal sampai pengumuman hasil tes keluar.

Fasilitas Hampir Setara Hotel

Sekarang, hostel menjamur di kota-kota di Indonesia. Tempatnya bukan hanya di ruko atau bangunan kecil, malah ada yang lahannya luas seperti hotel.

Soal pelayanan, staf hostel lebih santai dan bersahabat. Kebanyakan di antaranya masih muda, dan tak segan bergaul dengan tamu-tamu yang menginap. Kadang-kadang, agak sulit membedakan antara tamu dan staf hostel.

Kamar/ Tempat Tidur
Ranjang-ranjang bertingkat di hostel sekarang terkesan lebih kokoh dan estetik. Kalau dulu terbuka, model di asrama, sekarang didesain khusus agar setiap orang memiliki privasi.

Ada yang disekat duplek, atau hanya dibatasi tirai kain. Setiap dipan dilengkapi dengan lampu tidur dan colokan listrik. Kadang-kadang ada loker di kamar atau menyatu dengan tempat tidur.

Kamar mandi

Kamar mandi, memang, biasanya terpisah dari kamar tidur. Tapi ada beberapa hostel yang menempatkan kamar mandi di setiap kamar, dengan satu atau dua bilik mandi dan toilet, lengkap dengan sabun dan sampo.

Di Jakarta, saya pernah menemukan areal mandi hostel yang cukup luas, dan menyediakan pengering rambut. Di hostel lain, bahkan ada yang menyediakan setrikaan.

Kamar mandi di salah satu hostel di Jakarta

Tapi, tetaaap… fasilitas favorit saya, baik di hotel maupun di hostel, adalah jemuran. Apalagi kalau tersedia ember, seperti salah satu hostel di Jakarta. Sebagai penggendong ransel, bawaan saya, tuh, irit banget. Jadi riang kalau ada kesempatan mencuci pakaian dengan cara yang seharusnya.

Amenitas

Fasilitas standar akomodasi juga tersedia di hostel, misalnya Free Wi-Fi, antar-jemput bandara, laundry, dan sarapan. Bahkan, beberapa ada yang memiliki cafe, resto, bar, sampai kolam renang. Ada yang gratis, ada pula yang berbayar.

Di Labuan Bajo, saya pernah menempati hostel yang salah satu dindingnya terbuka, langsung menghadap lautan. Setiap ranjang diberi kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk. Begitu buka mata, view-nya langsung langit dan laut.

Untuk sarapan, pilihan di hostel memang tidak sewarna-warni di hotel. Paling banter cuma roti, komplet dengan panggangan dan selai. Tapi, kita bisa masak di dapur hostel. Air minum juga tersedia 24 jam.

Pernah di Bandung, saya menginap di hostel yang menyediakan mi instan beserta telur. Gratis. Boleh disantap kapan saja. Menu sarapannya pun beda-beda-setiap hari.

Cuma, bedanya dari hotel, setelah menggunakan peralatan dapur di hostel, kita harus mencucinya kembali, supaya bisa digunakan oleh orang lain. Orang lain pun begitu.

Cobalah Menginap di Hostel!

Sepanjang pengalaman menginap di hostel, sebagai perempuan, saya belum pernah (amit-amit) mengalami kemalingan atau pelecehan. Paling cuma agak terganggu sama suara ngorok, kasak-kusuk suara plastik yang sedang packing, atau ada yang menyalakan lampu pada dini hari.

Sekarang mencari hostel sangatlah gampang, khususnya di Indonesia. Referensinya bertebaran di Internet. Salah satunya adalah BestHostels Indonesia yang bisa diakses melalui laman situs dan aplikasi.

BestHostels Indonesia adalah Online Travel Agent (OTA) yang khusus menyediakan informasi mengenai hostel di kota-kota di Indonesia. Teman-teman akan menemukan daftar hostel terbaik yang memiliki fasilitas unggulan. Pencariannya lebih gampang karena tidak bercampur dengan hotel berbintang.

Pun di situasi sekarang, protokol kesehatan di hostels dipastikan diterapkan oleh semua partner BestHostels Indonesia. Bahkan telah meluncurkan program Clean & Safe Hostel sebagai wujud komitmen dalam mendukung pemenuhan standar kebersihan dan kesehatan di masa pandemi.

Jadi, teman-teman yang ingin menambah seru kisah perjalanannya, tidak perlu ragu menginap di hostel. Tentunya, sebagai individu, kita juga harus mematuhi protokol kesehatan, demi keamanan dan kenyamanan bersama.

Selain informasi mengenai asyiknya nginep di hostels, BestHostels Indonesia juga menyediakan berbagai kebutuhan wisatawan ketika berada di kota tujuan. Kebutuhan itu, misalnya ingin memesan tiket transportasi lokal selama berwisata, tur ke destinasi wisata, kelas-kelas workshop, dan aktivitas seru lainnya.

BestHostels Indonesia
5 alasan menggunakan BestHostels Indonesia

Wah ini, sih, memudahkan pejalan banget. Sudahlah hemat biaya akomodasi dengan menginap di hostel, juga hemat waktu untuk riset harga transportasi dan aktivitas seru selagi liburan.

https://asset.besthostels.co.id/Besthostels-banner-1.png

Soal pembayaran, tersedia dalam banyak cara. Selain bisa transfer ATM, debit, kartu kredit, atau melalui gerai minimarket, juga bisa dengan e-wallet. Seandainya merasa kesulitan dalam proses pemesanan maupun pembayaran, tinggal kontak Customer Service BestHostels Indonesia melalui WhatsApp.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *