NEGATIF COVID-19? BUKTIKAN HASIL PCR TEST, BUKAN RAPID TEST!

Rapid test dan PCR test, mungkin adalah kosakata paling popular saat ini. Lebih-lebih sekarang, jargon new normal seolah memberi pengertian bahwa masyarakat bisa beraktivitas ‘seperti dulu’, asalkan menerapkan protokol kesehatan. Sayangnya masih banyak yang abai.

Termasuk yang ingin bepergian keluar kota. Contohnya mereka yang menggunakan pesawat terbang diwajibkan menunjukkan surat keterangan yang menyatakan bahwa mereka bersih dari viruscorona. Bentuknya bisa berupa hasil rapid test, maupun PCR test.

Lakukan PCR test, bukan rapid test
PCR Test untuk memastikan seseorang negatif COVID-19

Tentu saja, melihat proses dan biayanya, rapid test adalah yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat. Padahal…

Rapid Test bukan Jaminan Negatif COVID-19

Rapid test tidak menjamin seseorang tidak terinfeksi COVID-19.

Merangkum banyak bacaan tentang rapid test, saya mendapatkan pengetahuan bahwa rapid test hanyalah metode skrining untuk mencari tahu apakah antibodi IgG dan IgM dalam darah sedang meningkat.

Peningkatan jumlah kedua antibodi itu menandakan bahwa sedang ada virus di tubuh seseorang, sehingga hasil rapid test reaktif. Tapi… belum tentu itu virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan COVID-19.

Itu sebabnya, mereka yang mendapatkan hasil rapid test reaktif, direkomendasikan untuk diperiksa lebih lanjut. Ini untuk mengetahui jenis virus yang bersarang ditubuhnya. Pemeriksaan lebih lanjut itu dilakukan dengan metode PCR Swab test.

PCR Test sebagai Diagnosa COVID-19 Terpercaya

Menurut jurnal yang ditulis oleh Darmo Handoyo dan Ari Rudiretna, Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah teknik sintesis dan amplifikasi DNA secara in vitro. Bahasa sederhananya, PCR adalah teknik pemeriksaan secara genetik untuk mengetahui DNA dan RNA virus.

Para ilmuwan medis dunia saat ini telah memiliki susunan genetik SARS-CoV-2. Ini dijadikan template untuk dicocokkan dengan sampel pasien yang diduga terinfeksi virus. Jika hasilnya sama persis, berarti orang tersebut positif terinfeksi COVID-19.

Kalau hasilnya negatif, dia bisa melanjutkan aktivitas sehari-hari di luar rumah. Tapi, harus tetap melakukan tiga hal wajib: memakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak dari kerumunan. Iya, kita negatif, orang lain kan, belum tentu. Apalagi yang belum pernah diperiksa.

Bagaimana Metode PCR Test Dilakukan?

Saat ini, rapid test masih dilakukan di banyak negara untuk mendiagnosa viruscorona pada seseorang. Hal ini dikarenakan hasilnya bisa cepat diketahui. Sementara PCR test, perlu waktu beberapa jam, bahkan beberapa hari.

Selain itu, proses pengambilan sampelnya juga berbeda. Rapid test hanya memerlukan darah, sedangkan PCR test, memerlukan alat swab, berbentuk seperti cotton bud, untuk mengambil cairan atau lendir di daerah nesofaring (antara hidung dan tenggorokan), orofaring (antara mulut dan tenggorokan), atau paru-paru pasien yang terindikasi Covid-19.

Prosesnya hanya beberapa detik, dan katanya tidak sakit. Tapi dari reaksi orang-orang yang pernah saya lihat di media sosial, ekspresinya pada kecut. Entah sakit, entah karena tidak terbiasa.

Kenapa harus diambil di bagian tersebut? Karena di sanalah biasanya virus berkembang. Pantas, gejalanya mirip-mirip flu yang sering bersin, hidung gatal, batuk-batuk, bahkan terkadang demam. Semua itu berada di sekitar hidung dan tenggorokan.

Sampel tersebut akan dibawa ke laboratorium, untuk diuji lebih lanjut. Masa-masa menunggu inilah kesabaran diuji. Apakah tahan menunggu hasil lab dengan berdiam diri di rumah, atau malah cuek bepergian meskipun tetap menerapkan protokol kesehatan.

Layanan PCR Test di Indonesia

Barusan saya ngobrol dengan teman tentang di mana bisa melakukan PCR test di Bengkulu. Soalnya, selama ini kita tahunya hasil swab test para suspect COVID-19 di kota ini harus dibawa ke Palembang, kota besar terdekat yag memiliki fasilitas kesehatan lebih lengkap.

Ternyata, syukurlah sudah ada tempat melakukan PCR test di Bengkulu. Jadi masyarakat yang memerlukannya tidak perlu jauh-jauh keluar kota.

Bagi teman-teman yang juga ingin memastikan bahwa dirinya atau anggota keluarganya benar-benar terbebas dari viruscorona, tapi bingung di mana bisa melakukan PCR test di kotanya, barangkali bisa install aplikasi Halodoc di telepon pintarnya.

Halodoc memberikan informasi mengenai klinik atau rumah sakit yang memberikan layanan PCR test, lengkap dengan biayanya. Contohnya di wilayah Sumatra, ada beberapa rumah sakit yang menyediakan layanan ini. Tinggal cari yang dekat rumah, lalu bikin janji dengan tenaga medisnya.

PCR test lewat Halodoc
Janji PCR test lewat aplikasi Halodoc

Jadi… sekarang kalau ada berita tentang orang yang merasa aneh kenapa hasil rapid test dan PCR test-nya berbeda, saya sudah nggak heran. Semoga teman-teman juga begitu, yaaa.

Daaan… jangan panik dulu kalau hasil rapid test-nya reaktif!

Referensi:

  • Darmo Handoyo dan Ari Rudiretna. Prinsip Umum dan Pelaksanaan Polymerase Chain Reaction (PCR). Unitas Vol 9 No. 1. September 2000 – Februari 2001: 17-29.

2 Replies to “NEGATIF COVID-19? BUKTIKAN HASIL PCR TEST, BUKAN RAPID TEST!”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *