“Sebagai warga yang baik (good corporate citizen), kami selalu berusaha memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di manapun kami melakukan kegiatan, dan tentunya bagi masyarakat dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.”
Kontribusi Freeport Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan
Kontribusi positif adalah nilai yang ditanamkan Freeport Indonesia dalam menjalankan usaha pertambangannya. Berorientasi pada pembangunan berkelanjutan, PT Freeport Indonesia menjamin lingkungan kerja yang baik dan sehat, baik bagi pekerja maupun masyarakat di sekitarnya. Tujuannya adalah menciptakan dampak positif yang permanen kepada masyarakat setelah kegiatan pertambangan selesai di wilayah tersebut.
Siapa yang tidak kenal Freeport. Sebagai salah satu perusahaan pertambangan terkemuka di dunia, perusahaan ini paling diingat seantero Indonesia. Selama ini berita yang beredar kebanyakan soal konflik di sekitar kawasan tambang. Padahal, ada banyak kontribusi Freeport untuk masyarakat, khususnya di Papua.
Menciptakan pembangunan berkelanjutan adalah sumbangsih bagi negeri yang ditekankan pada semua kegiatan Freeport Indonesia. Sebagai pengelola pertambangan di Provinsi Papua, PTFI menyadari betapa besarnya potensi pertambangan mineral di ujung timur Indonesia itu. Oleh sebabnya, PTFI membuka kesempatan bermitra dengan pemerintah Indonesia.
Tidak lupa, PTFI juga aktif melibatkan masyarakat, serta terlibat dalam memelihara kelestarian lingkungan di sekitar kawasan pertambangan. PTFI sadar bahwa ada hubungan simbiosis mutualisma antara PTFI, pemerintah, masyarakat, dan lingkungan. Keempatnya harus bersinergi dalam memastikan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan.
Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Sejak tahun 1996 Freeport Indonesia telah berkomitmen untuk menyisihkan sebagian pendapatannya demi kepentingan masyarakat setempat melalui Dana Kemitraan PTFI untuk Pengembangan Masyarakat. Dana Kemitraan ini dikelola dan disalurkan oleh organisasi bernama Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK). LPMAK dikelola oleh sebuah Badan Pengurus dan sebuah Badan Musyawarah yang terdiri dari wakil-wakil pemerintah daerah, para tokoh Papua, pemimpin lokal masyarakat Amungme dan Kamoro, serta PT Freeport Indonesia sendiri.
Pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh PTFI menggunakan model lingkaran konsentrik. Model ini menempatkan Freeport Indonesia sebagai yang terlebih dahulu melayani masyarakat yang menerima dampak paling besar dari kegiatan usahanya. Bidang pengembangan masyarakat yang dilakukan PTFI meliputi berbagai aspek, yaitu:
a. Peningkatan Kapasitas Masyarakat
Bidang Pendidikan dan Pelatihan
PTFI dan Biro Pendidikan LPMAK melakukan program pengembangan masyarakat dalam bidang pendidikan dan pelatihan. Hal ini didasari oleh terbatasnya akses dan fasilitas pendidikan di Kabupaten Mimika, serta rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
- Sejak Tahun 1996 hingga 2018 PTFI dan LPMAK telah memfasilitasi 11.000 siswa dalam program beasiswa mulai dari tingkat SD sampai S3. Pantauan langsung ke sekolah-sekolah tempat mereka belajar juga secara rutin dilakukan.
- Dalam mendukung peningkatan kualitas siswa-siswi dari daerah terpencil, PTFI dan LPMAK bekerjasama dengan Yayasan Pesat, Keuskupan Timika, dan Yayasan Binterbusih di Jawa Tengah, mengelola 5 asrama putra dan putri di Mimika.
- Bekerjasama dengan pihak ketiga dalam penyelenggaraan pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bagi para guru di Kabupaten Mimika. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru dalam pengajaran mata pelajaran khusus.
- PTFI juga membangun sebuah Institut Pertambangan guna melatih putra-putri asli Papua agar terampil menjadi pekerja tambang kelas dunia.
Pemberdayaan Perempuan
Melalui Koperasi Aitomona sejak tahun 2008, PTFI memberikan pelatihan keterampilan bagi kaum perempuan dan ibu rumah tangga. Program ini bertujuan meningkatkan peran wanita dalam menambah pendapatan keluarga.
Peningkatan Kapasitas Lembaga
PTFI terus mendukung lembaga-lembaga yang menjadi representatif masyarakat lokal dalam meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pengelolaan dana program pengembangan masyarakat dari PTFI. Lembaga-lembaga yang menerima dana program pengembangan masyarakat adalah LPMAK, Yayasan Tuarek Natkime, Yayasan Waartsing, Yayasan Yu-Amako, Yayasan Hak Asasi Manusia dan Anti Kekerasan (YAHAMAK), serta Forum MoU 2000.
b. Program Ekonomi
PTFI dan LPMAK memberikan perhatian pada bidang ekonomi melalui program perikanan, peternakan, pertanian, ketahanan pangan, dukungan terhadap sistem ekonomi dan program ekonomi alternatif, serta kerja sama dengan pihak-pihak lain. Program ini dijalankan dengan mengoptimalkan potensi sumber daya alam di sekitar masyarakat, serta dipadukan dengan kearifan lokal setempat.
Ada juga Program Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP-UMKM) dan Dana Bergulir. Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi masyarakat lokal. Salah satu aktivitasnya adalah memberikan pembinaan dan pendampingan kepada pengusaha-pengusaha Papua yang berpotensi.
c. Budaya dan Agama
Freeport Indonesia berkomitmen melakukan promosi kebudayaan lokal agar ciri khas dan khazanah budaya suku asli tetap terpelihara seiring dengan pembangunan yang berlangsung. Sementara dukungan melalui jalur agama tetap dilakukan karena kehidupan masyarakat Mimika disatukan oleh ikatan keagamaan.
d. Program Kesehatan
PTFI dan LPMAK selalu berusaha meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dengan membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu, PTFI dan LPMAK juga mendorong masyarakat agar mempraktikkan pola hidup bersih dan sehat.
Fasilitas dan pelayanan kesehatan yang masih sangat terbatas juga mendorong Freeport Indonesia membangun Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) di dataran rendah, dan Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) di dataran tinggi. Sementara untuk memudahkan keterjangkauan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, PTFI dan LPMAK mensponsori beberapa klinik yang ada di Mimika. Klinik-klinik tersebut tersebar di beberapa wilayah seperti: SP IX, SP XII, Nayaro, dan Pomako.
Tidak ketinggalan, PTFI dan LPMAK juga melanjutkan kerja sama dengan banyak mitra dalam pengembangan dan pelaksanaan program kesehatan masyarakat yang difokuskan pada masalah kebersihan dan sanitasi; pengendalian infeksi dan penyakit menular seksual seperti HIV/ AIDS, dan TB; masalah kesehatan ibu dan anak; serta upaya-upaya untuk mengurangi penyakit menular seperti malaria. Selain itu, LPMAK juga membantu beberapa kampung dalam mendapatkan akses air bersih.
e. Pembangunan Infrastruktur
Menyadari pentingnya ketersediaan infrastruktur di wilayah operasinya, PT Freeport Indonesia turut serta mendukung pembangunan infrastruktur dasar di Kabupaten Mimika. Berbagai sarana dan prasarana dibangun untuk memenuhi kebutuhan dasar serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sarana umum.
Gambaran umun tentang pencapaian program pengembangan kapasitas masyarakat oleh Freeport Indonesia hingga 2018 lalu, tersaji dalam infografis berikut:
Masyarakat Papua, khususnya Kabupaten Mimika benar-benar merasakan dampak positif dari hadirnya PT Freeport Indonesia. Kualitas hidup mereka meningkat, dan mereka bersyukur ada Freeport di daerahnya.
Sungguh, di balik keras dan terjalnya bukit kaya kandungan mineral dan nama besar pertambangan kelas dunia itu, ada kontribusi Freeport untuk masyarakat Papua khususnya warga Mimika. Semua itu adalah wujud sumbangsih bagi negeri yang dipersembahkan PT Freeport Indonesia.
Referensi:
www.ptfi.co.id