Reuni Singkat di Bengkulu berkat Asus ZenBook Blogger Gathering

Terik mentari siang itu tidak mengurungkan niat saya melajukan motor ke Grage Hotel. Di sana akan diadakan rangkaian acara Asus Zenbook Blogger Gathering Roadshow 2019 bersama travel blogger ternama, Katerina S., dan YouTuber/ content creator tenar, Anjas Maradika.

Baru kali itu Bumi Rafflesia kedatangan brand internasional yang mengajak para blogger lokal bersua wajah. Biasanya hanya lempar tanda jempol dan ‘love‘ di media sosial. Kami pun biasanya hanya jadi penonton keseruan acara serupa di kota-kota besar, padahal Kota Bengkulu ini banyak juga anak muda keren yang melek medsos dan dunia digital. Buktinya mereka sangat antusias sewaktu diberi kabar tentang gelaran ini.

Kesenangan terima undangan Asus ZenBook Blogger Garthering di Bengkulu (difotoin Komy).

Pertemuan di Grage Hotel

Begitu memasuki ruang Rafflesia Restaurant di Grage Hotel, saya mengenal hampir semua wajah-wajah yang ada. Teman-teman tidak memperhatikan kedatangan saya karena asyik photo session dengan primadona di acara itu.

Hehehe, bukan tanpa alasan mereka lebih memilih berfoto dengan ZenBook. Hingga nanti jam 18.00 wib, ada lomba foto Instagram bertema ZenBook UX333, UX433, dan UX533. Tentu saja mereka lebih peduli konten daripada sama saya. Hadiahnya fulus dengan jumlah menggoda.

Untunglah 17 januari lalu sempat hadir di launching ZenBook teranyar di Jakarta, jadi nggak terlalu penasaran lagi. Tapi, kan, foto lama nggak bisa diikutkan ke lomba hari itu. Terpaksa, saya sabar menanti. Teman-teman pada posesif. Laptopnya dikekap terus, padahal saya kangen memegang laptop canggih itu seperti waktu di Jakarta lalu.

Launching ZenBook UX333, UX433, dan UX533 di Jakarta, 17 Januari 2019.

Dalam penantian, saya temu kangen saja dengan Mbak Katerina atau saya biasa memanggilnya Mbak Rien, yang telah saya kenal sejak tahun 2016. Kami berpelukan erat, tidak menyangka akhirnya bisa bertatap muka lagi. Terakhir ketemu pas acara Asus di Jakarta, tapi cuma sekilas. Sisanya cuma di medsos. Dia baru pertama kali ke Bengkulu. Tapi saya nggak fokus.

Reuni ini dipersembahkan oleh Asus Indonesia.

Sudut mata saya kerap menangkap pergerakan dua unit laptop yang dipegang teman-teman. Siapa tahu bisa mencuri waktu sebentar untuk memotretnya. Ada yang memeluk, ada yang pura-pura mengetik, dan ada yang memegangnya ala-ala penari piring kawakan. Kalau ada pemain basket mungkin bakal dia putar-putar di ujung telunjuknya.

Seketika saya teringat laptop di rumah. Mana berani saya perlakukan laptop semata wayang saya seceroboh itu. Oleh banyak tangan, lagi. Terus dibolak-balik tanpa perasaan. Sepertinya #2019PakaiZenBook aja, kali, ya.

Tapi dua gawai berbeda ukuran itu dibiarkan saja digerepe-gerepe semau hati oleh peserta gathering. Meskipun katanya tahan gilas dan injak, nggak sampai hati juga berbuat itu. Cukuplah pose cantik dan konyol saja.

Silahkan ketik #ZenBookID_Bengkulu di Instagram kalau penasaran dengan gaya blogger di Bengkulu bersama ZenBook. Pasti bikin ngakak sekaligus nyengir tanda suka.

Tindakan itu barangkali karena ukuran bodinya cuma 16,9 mm, dan timbangannya lebih ringan dari dosa kamu. Hahaha… Bobotnya cuma 1,19 kg untuk UX333 dan UX433, sementara untuk UX533 hanya 1,67 kg. Enteng banget, makanya dipegang seujung jari juga tega. Itu sudah termasuk baterai 50Wh 3-cell lithium-polymer untuk UX333 dan UX433, serta 73Wh 4-cell lithium polymer untuk UX533, yang kalau dipakai normal bisa bertahan hingga 14 jam.

Keren, ya. Pantas banget disebut ultra tipis dan ultra ringan.

Sesuai jadwal, setelah kenyang makan siang, kami ngantuk mendengarkan cerita Mbak Rien tentang karirnya sebagai penulis perjalanan, serta tips membuat tulisan di berbagai media cetak dan online. Dengan pengalaman tersebut, muncul kesimpulan bahwa dia membutuhkan perangkat yang mampu menunjang pekerjaannya, tidak hanya secara teknologi, tapi juga bobotnya. Mobilitas tinggi yang sering bepergian menuntutnya memiliki alat ketik super ringan tapi tahan banting. Kalau ditenteng dalam tas, tidak boros tempat dan aman buat pundak, secara bodi mbaknya lebih tipis dari ZenBook. Terus, kalau diajak traveling ke medan berat yang terjal, berbukit, dan bergelombang, tahan guncangan.

Kira-kira, apa, ya?

Nasib, akhirnya, mempertemukan Mbak Rien, empunya blog Travelerien, dengan produk Asus. Laptop yang dia gunakan sehari-hari kini beratnya kurang dari 1 kg alias cuma 985 gram. Gila, emang, Asus.

Sayangnya yang kita bahas siang itu bukan laptop doi, tapi ZenBook seri terbaru yang dijuluki sebagai laptop paling ringkas di dunia untuk segmen 13, 14, dan 15 inci.

Mbak Katerina dan Anjas sedang paparan.

Secara khusus, bahasan teknisnya disampaikan oleh Anjas, pemilik akun YouTube Daunnet Films. Pemirsa cukup khusuk mendengarkan dan sesekali berseru kagum dengan kedahsyatan ZenBook.

Peserta sempat terkecoh dengan bentuk ZenBook yang ada hari itu. Banyak yang mengira keduanya berdimensi 13 dan 14 inci, saking rampingnya. Paling seukuran kertas A4. Nyatanya, 14 dan 15 inci. Ini terjadi karena pengaruh lebar layarnya yang hampir memenuhi seluruh ruang monitor.

Laptop ini menerapkan teknologi Frameless NanoEdge Display yang membuat bezel di keempat sisi layar menjadi sangat sempit, sampai-sampai menghasilkan screen-to-body ratio hingga 95%. Puas banget kalau buat kerja dan nonton atau nge-game. Seolah tanpa batas. Mana kualitas layarnya Full HD (1920 x 1080 pixel) dengan reproduksi warna yang tajam. Terus, suaranya super jernih lantaran telah menggunakan teknologi audio keluaran Harman Kardon yang berkualitas tinggi.

Keunikan lainnya adalah desain Ergolift yang mampu memaksimalkan suhu dingin dan fungsi audio. Sasisnya nggak berisik saat dioperasikan, tapi suara yang dihasilkan sangat maksimal saat dibutuhkan. Layaknya ajaran Zen yang tenang.

Desain Ergolift yang memaksimalkan suhu dingin dan audio (www.asus.com).

Desain ini membuat papan keypad terjungkit sejauh 3 derajat saat dibuka. Ruang yang terbentuk itulah yang berfungsi untuk pendinginan dan audio maksimal. Posisi miring ini juga membuat tangan tetap nyaman saat banyak ketikan.

Kemudian, virtual NumberPad yang ada pada UX333 dan UX533, sangat memudahkan mereka yang pekerjaannya terkait angka. Posisinya yang menyatu dengan touchpad membuanya harus diaktifkan dengan tombol khusus yang ada di ujung kanan touchpad. Saat dibutuhkan, angka-angka akan muncul bersamaan dengan lampu LED. Tapi, tombol angka yang real tetap ada pada UX533 sebab ada cukup ruang untuk menempatkannya.

Saking kagumnya dengan kedua topik yang dibahas oleh duo maut kiriman Asus Indonesia itu, gempuran pertanyaan datang silih berganti. Ada kuis pula, dan pada rebutan ingin menjawab. Untung terbatas waktu, dan kami mesti menunaikan agenda selanjutnya.

Bergaya bersama ZenBook di Benteng Marlborough

Setelah selesai acara di hotel, kami beranjak menuju ikon wisata Kota Bengkulu, Benteng Marlborough. Dengan mengendarai taxi online, peserta berangkat ke benteng, dan diberi keleluasaan menyusuri setiap sudut benteng bersama ZenBook demi mendapatkan gambar teryahud.

Sinar mentari yang menusuk di siang menjelang sore itu tidak menyurutkan minat teman-teman berpartisipasi dalam lomba foto, sekaligus mengoleksi bahan untuk lomba blog.

Lagi-lagi, saya melihat kelakuan teman-teman terhadap benda canggih terbungkus metal itu. Meskipun tampilannya ultra tipis dan harganya berkisar dari 15 – 26 jutaan, kita nggak ada segan-segannya mengoperya kesana-kemari.

Entahlah, mungkin selain bukan milik pribadi, semua juga sudah tahu bahwa daya uji laptop ini berstandar pasukan militer alias Military Grade MIL-STD-810G. Itu artinya, jangankan cuma dipegang sana-sini, terjatuh atau tergilas atau berada di suhu ekstrim, laptop ini akan tetap bekerja normal. Kalau cuma disengat cahaya matahari, belum apa-apa itu.

Asus ZenBook, laptop paling ringkas di dunia.

Ketangguhan fisik ini semakin mantap dengan sokongan prosesor yang powerfulIntel Core i5 atau i7 generasi ke-8 dan RAM 16 GB adalah yang membuatnya sangat bisa diandalkan sebagai perangkat kerja harian dan sarana hiburan. 

Asus juga menyematkan discrete GPU NVIDIA ke dalam laptop ini. GPU tersebut membuat seri ZenBook Classic terbaru ini sangat mumpuni dalam hal performa grafis yang memberikan pengalaman visual yang jauh lebih baik daripada laptop lain yang hanya menggunakan integrated GPU.

ZenBook UX533 menyelipkan GPU NVIDIA GeForce GTX 1050 Max-Q yang dapat dipercaya untuk menjalankan berbagai aplikasi yang membutuhkan performa grafis ekstra seperti video editor dan game.

Sementara di ZenBook UX333 dan UX433, menempatkan GPU NVDIA MX150 yang sangat pas untuk kebutuhan kerja dan hiburan sehari-hari. GPU ini juga sangat hemat daya dan mampu menemani penggunanya seharian.

ZenBook semakin hebat berkat penggunaan NVMe SSD 512GB yang memiliki kecepatan baca dan tulis yang lebih cepat dibandingkan SSD SATA standar. Spek lengkapnya ada di tabel berikut:

Spek Zenbook (Sumber: travelerien.com)

Mau tak mau, kali ini saya harus dapat berfoto dengan ZenBook. Siapa yang tak tergiur dengan hadiah di akhir acara nanti.

Sayang, laptopnya cuma ada dua untuk 36 peserta. Itu pun hanya satu warna, royal blue. Setahu saya masih ada dua warna lagi: icecle silver, dan favorit saya, burgundy red. Jadi mesti sabar, apalagi kalau ada yang membawanya jauh entah kemana di areal benteng yang sangat luas dan banyak ruangan-ruangan.

Yes, berkat kerjasama dan rasa saling pengertian, meskipun bermandi peluh, akhirnya semua kebagian berfoto dengan ZenBook. Terakhir-terakhir, kami terduduk lelah di tempat teduh di dalam benteng. Tinggal menunggu arahan kapan mau jalan ke destinasi selanjutnya.

Sambil menunggu, semua asyik sendiri dengan gadget. Biarpun tampak tak saling bicara, kami tetap terkoneksi melalui hastag lomba.

Ngomongin soal koneksi, ZenBook ngerti banget kebutuhan tersebut. Secara personal, hubungan antara ZenBook dan pemiliknya terjamin sangat aman. Penggunaan teknologi face and voice recognition yang terhubung dengan Windows Hello dan Cortana, memungkinkan user aslinya dapat mengaktifkan laptop tanpa PIN atau kata sandi. Hal ini disebabkan oleh penggunaan infra red camera yang mampu mengenali wajah dengan sangat akurat, bahkan saat pemiliknya mengenakan topi atau kacamata. Sementara Cortana, memungkinkan ZenBook mengenal suara pemiliknya. Jadi, orang lain tidak ada cara untuk mengambil file tanpa izin sang pemilik.

Untuk konektivitas data, ada dual band WiFi 802.11ac (2×2) yang memberikan koneksi internet lancar dan stabil. Dilengkapi pula dengan Bluetooth 5.0 yang tersambung dengan berbagai perangkat eksternal. Tak ketinggalan, tentunya, USB Type-A dan Type-C, HDMI, serta audio jack untuk urusan transfer data, audio dan video.

Berpisah dengan Senyum di Aloha Resto

Lagi, dengan memesan taxi online, kami menuju tempat terakhir yang telah dijadwalkan, Aloha Resto di tepi Pantai Panjang, kebanggaan warga Bengkulu. Di sini, bakal foto-foto lagi, dan para pemenang lomba dan kuis bakal menerima hadiahnya.

Nafsu foto-foto sepertinya sudah terkuras habis di benteng tadi. Hanya beberapa saja yang terlihat masih penasaran mengabadikan momen bersama ZenBook. Sore sangat cerah, padahal. Bagus banget kalau mau foto-foto di pantai. Tapi hasrat itu sudah setipis ZenBook, tampaknya. Jadi, cukuplah di sekitar resto saja.

Untunglah pas sampai tadi kue ringan dan es jeruk telah tersaji rapi. Jadi bisa mengisi energi lagi. ditambah makan malam berupa paket ayam keremes dan es teh. Asus emang begitu setiap bikin acara. Kita nggak akan sempat merasa lapar.

Pukul 6 sore teng, lomba foto IG ditutup. Sambil menunggu hasil, peserta membunuh waktu dengan salat, menyantap hidangan, dan rebutan hadiah kuis yang ditebar Mbak Rien dan Anjas.

Setelah itu, tibalah saat yang dinanti. Pengumuman 10 pemenang lomba foto. Mereka menerima hadiah, termasuk yang tadi menang kuis. Bagaimana dengan kita-kita yang belum beruntung? Tetap sumringah, dong, karena semua tidak dibiarkan pulang dengan tangan kosong.

Peserta Asus ZenBook Blogger Gathering di Bengkulu (sumber: kamera Anjas)

Akhir kata, kita pulang dengan hati riang. Hari itu penuh pengalaman baru: merasakan sensasi ZenBook, laptop paling ringkas di dunia, serta berjumpa dan ngobrol akrab dengan blogger dan youtuber kondang tanah air.

Saya sendiri, bisa reunian dengan Mbak Rien, walaupun cuma sejenak dan rasanya belum puas bercerita. Sampai jumpa lagi, ya, Mbak Rien.

6 Replies to “Reuni Singkat di Bengkulu berkat Asus ZenBook Blogger Gathering”

  1. “dan ada yang memegangnya ala-ala penari piring kawakan. Kalau ada pemain basket mungkin bakal dia putar-putar di ujung telunjuknya…..”

    wkwkw aku ngakak baca bagian itu. Jadi ingat lagi si laptop yang dibawa ke sana kemari sampai ujung benteng panas2an haha. Mantap liat gaya peserta, ngakak sendiri kalau buka lagi hastag #ZenBookID_Bengkulu 😀 Bener banget, kegiatan foto2 di benteng bikin hasrat foto2 di Aloha jadi setipis ZenBook haha apalagi aku, pas ada sunset kece banget udah ga nafsu liat, sibuk nunggu hasil lomba haha

    Makasih banyak ya Inda. Aku bahagia banget ketemu dirimu di Bengkulu, kota tercintamu. Ya, benar, belum puas. Semoga lain waktu kita ketemu lamaan dan ngobrol sampai puas. Eh, kita masih bisa chat di WA kalau mau ngobrol haha

    1. Iya, nih. Padahal sebeumnya ngomong 2 malam. Ternyata cuma semalam, ya, Mbak. Jadi aja gak ada waktu kita.

      Ashiyyaapp. Kita bisa ngechat di WA.

Leave a Reply to Relinda Puspita Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *