Packing bisa dibilang sebagai aktivitas menyenangkan sekaligus menyebalkan. Senang karena akan bepergian. Sebal karena harus mikir mesti bawa apa saja, tapi maunya ringkas.
Apalagi saya tipenya backpacker yang setiap traveling pinginnya cuma bawa satu ransel. Itu pun ukuran kabin yang beratnya maksimal 7 kg. Nggak mau banyak tentengan. Takut lupa. Jadi mesti pintar-pintar memilah bawaan yang benar-benar diperlukan.
Lama-lama berpengalaman, dong. Bekal melancong seminggu atau tiga hari, hampir sama berat. Meskipun bawaannya minimal, jalan-jalan tetap bisa maksimal.
Table of Contents
Tips Packing Ringkas
1. Mix and match
Menentukan kostum adalah yang paling sering bikin packing lama. Pikiran ingin tampil keren adalah yang kerap menjadi pertimbangan. Oleh karenanya, konsep padu padan adalah kuncinya
Kecuali bawa dress, atasan biasanya lebih banyak dari bawahan. Oleh sebab itu bawahan harus serasi dengan semua atasan yang dibawa. Bahkan harus cocok juga di segala tempat, termasuk dipakai tidur. Makanya saya selalu bawa sarung atau kain panjang tipis yang bisa dikreasi macam-macam.
Pun untuk alas kaki. Saya jarang bawa sandal, jadi sepatu mesti nyaman dipakai di segala medan.
2. Mengelompokkan barang-barang
Pengelompokan barang ini bertujuan agar gampang menata isi ransel, sekaligus mudah mencarinya saat diperlukan. Tidak harus sampai bongkar tas.
Diperlukan beberapa wadah, tapi nggak perlu banyak-banyak. Kalau ada yang bisa digabungin, ya digabung, seperti satu kantong untuk semua jenis pakaian, alat mandi dengan alat dandan, gadget dengan kabel, dokumen dengan dengan aksesoris, atau apapun, yang penting nggak berceceran.
Seandainya mau bawa daypack atau totobag untuk jalan-jalan santai selama di destinasi, saya pilih yang bisa dilipat dan masuk ransel. Terkadang sih, saya keluarin juga kalau memang tidak memungkinkan masuk ransel.
3. Menerapkan mindset 100 ml
Mau pergi kemanapun, mindset maksimal 100 ml selalu saya terapkan untuk semua benda cair, seperti krim, sabun, dan sampo. Ukuran ini sebenarnya berlaku hanya pada penerbangan internasional, tapi efektif untuk backpacking.
Saya selalu memindahkan sebagian isi perawatan kulit dan badan ke dalam botol-botol kecil. Syukur-syukur ada yang jual sasetannya. Sekali pakai langsung buang. Seandainya nggak punya sabun cair, ya sabun batangan dipotong kecil-kecil untuk sekali mandi.
Metode ini membuatnya mudah dibawa, dan mencegah isi botol tumpah. Tapi tips ini saya aplikasikan hanya ketika tahu bakal menginap di hostel, untuk jaga-jaga seandainya tidak disediakan perkakas mandi. Kalau sudah tahu bakal tidur di hotel, dan nggak masalah menggunakan fasilitas yang ada, ya nggak perlu bawa peralatan mandi.
4. Mencuci pakaian jika sempat
Mencuci adalah kebiasaan saya setiap bepergian lebih dari 3 hari. Itu sebabnya saya sering juga bawa deterjen dan berusaha membawa pakaian yang bahannya gampang kering. Tapi tetap yang gaya. Kan mau foto-foto. Teteup…
Mencucinya setiap hari, khususnya pakaian dalam. Waktunya lihat-lihat, jangan sampai membawa pakaian basah saat harus pindah tempat. Kalaupun kejadian, paling handuk yang sering saya jepitkan di luar tas agar kering. Hehehe…
Mencuci pakaianya ketika mandi. Dikeringkannya, kalau nggak ada jemuran di luar, ya di kamar, mengandalkan udara kering AC.
Tapi, namanya nyuci seadanya, pulang ke rumah ya saya cuci ulang. Ini kan, supaya bisa ganti-ganti baju, dan mensugesti diri bahwa bajunya bersih untuk dipakai ulang.
5. Membawa pakaian sekali pakai (rela dibuang)
Terkadang, traveling adalah cara saya menyingkirkan pakaian yang tidak ingin dipakai lagi, bisa luaran atau dalaman. Dikenakannya cuma pas tidur. Kalau dalaman, kan nggak kelihatan juga mau mahal atau bolong-bolong. Pikirkan saja isi lemari dan tas yang akan berkurang.
Kebiasaan ini hanya berlaku kalau memang ada pakaian yang mau dibuang, ya. Kalau nggak ada, biasanya saya hanya membawa beberapa disposal panties, selain pakaian dalam bersih.
Beda cerita kalau kamu ngetripnya lama. Barang-barang yang sekiranya tidak dibutuhkan lagi, selain dibuang, bisa juga didonasikan.
Packing Ringkas, Traveling Nyaman
Rasanya hanya 5 tips di atas yang saya praktikkan saat packing kemanapun. Cara tersebut terbukti ampuh nggak terlalu bikin sakit bahu ketika saya solo traveling selama 2 minggu ke empat negara ASEAN. Pun mencegah barang tercecer bagi yang merasa pelupa.
Saya jarang menimbang tas saat check-in. Tapi pernah sekali, lantaran diminta petugas, berat bawaan saya sekitar 6,8 kg. Kedengarannya ringan, tapi kalau dipanggul lama, ya lumayan juga.
Mau pergi untuk urusan formal pun, saya selalu berusaha membawa satu pegangan. Alasan lain selain praktis adalah saya lebih suka menaruh tas di bawa kaki saat dalam kendaraan. Selain merasa lebih aman dan gampang terjangkau saat ada yang dibutuhkan, saya malas mencari ruang kosong di kabin.
Barangkali teman-teman punya pengalaman yang sama, atau bahkan berbeda? Yuk kita sharing. Demi traveling nyaman dan ringkas.
Berguna bgt tipsnya. Tapi gw paling suka baju bolong-bolong buat tidur, sayang kalo dibuang haha…
Kalau sayang, jangan dibuang dong. ;
Saya juga kalau traveling ga suka bawa banyak2, 1 ransel aja cukup. Tapi kalau negara dingin yang ribet soalnya harus bawa baju tebal haha. Thanks tipsnyaa
sy mah ribet kalo mau travelling. segalanya mau dibawa. prinsipnya lebih baik kebanyakan bawa baju dripada kurang..hehhee. ada tips gini jadi membuka wawasan akan packing ringkes..hehhee, makasih tipsnyaa..
memang praktis pakai ransel ya, gak sulit bawa2nya
Aku justru mau belajar cara packing ringkas gini mba. Susahnya itu, kalo traveling aku cendrung selalu di saat winter, yg mana agak susah utk bawa baju ringkes. Krn winter gear nya aja udh banyak. Tapi setidaknya mau belajar , kalo biasanya aku bawa 1 koper besar di tambah 1 koper kabin/medium, kali ini pgn 1 koper medium + kabin aja cukup :D. Jadi koper gede itu ga ush dibawa lagi.
Targetku itu dulu, jgn lgs backpack :D. Itu udah utk para expert :D.
Pake vacuum, Mbak. Terus niatkan mix n match. 🙂