KEANEKARAGAMAN FAUNA INDONESIA, ASET DUNIA PARIWISATA KITA

Sebutkan daerah asal kamu dengan hanya menyebutkan hewan khasnya!

Mhm… saya tunggu jawabannya di kolom komentar, ya!

Kalau saya, jawabannya, ayam brugo (Gallus gallus domesticus). Bisa nebak, nggak, itu daerah mana?

Keanekaragaman Fauna Indonesia

Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua, adalah semboyan Indonesia yang telah mendunia. Ungkapan yang berasal dari bahasa sanskerta ini pertama kali diutarakan oleh Mohammad Yamin, mengandung arti persatuan dan kesatuan bangsa.

Cocok, memang, dengan Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Perbedaan suku, agama, ras, dan golongan, bukanlah sesuatu yang harus diributkan. Justru perbedaan itu yang menjadi keindahan dan sumber kekuatan berdirinya bangsa ini.

Ketika ditilik lebih jauh, keberagaman yang menjadi kebanggaan Indonesia itu bukan cuma pada manusia dan budayanya, tapi juga flora dan faunanya. Banyak faktor yang menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

Dua hal yang pasti, adalah karena secara geografis, Indonesia terletak di garis khatulistiwa, di antara Benua Asia dan Australia, serta memiliki iklim tropis sepanjang tahun.

Kali ini, saya khusus membahas tentang keanekaragaman fauna Indonesia, karena banyak yang unik, namun banyak pula yang telah dianggap satwa langka sehingga harus dilindungi. Padahal keberadaannya merupakan potensi kekayaan alam yang tak ternilai.

Keanekaragaman fauna Indonesia
Keanekaragaman fauna Indonesia yang pernah ditemui

Fauna Indonesia adalah bagian dari biodiversitas. Kelangsungan hidupnya memiliki potensi besar bagi negara apabila mampu dikelola dengan baik dan berkelanjutan.

Sepintas, mungkin terlihat tidak menguntungkan secara ekonomi. Tapi keragaman fauna Indonesia adalah aset negeri yang sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan, kesehatan, ilmu pengetahuan, lingkungan hidup, pariwisata, dan masih banyak lagi.

Fauna Indonesia sebagai Daya Tarik Wisata

Pernah, di suatu trip ke luar negeri, saya ditanya seseorang. “Apa yang membuat saya harus datang ke negaramu?”

Sejenak saya terdiam. Kalau saya jawab masyarakatnya ramah dan baik, pasti klise. Orang-orang di negara lain juga banyak yang begitu. Mau jawab pemandangan alamnya, masih banyak tempat yang belum saya sambangi.

Pengalaman tersebut membuat saya berpikir. Ternyata saya kurang pengetahuan tentang negara sendiri. Kenapa saya nggak bilang bahwa Indonesia memiliki hewan endemik yang tidak ada di negara lain.

Bukannya banyak alasan orang traveling, bela-belain datang ke suatu tempat hanya untuk melihat atau mengalami hal unik yang tidak ada di daerahnya? Melihat hewan yang dikategorikan sebagai hewan langka di dunia, misalnya.

Saya sendiri,  tipe pejalan seperti itu. Rela merogoh kocek demi mendapatkan pengalaman otentik di tempat asalnya. Apalagi kalau skalanya sudah mendunia.

Kan, bisa ke Kebun Binatang?

Memang. Tapi, kurang adventurous. Nggak asyik buat saya.

Berjumpa Fauna Khas Indonesia di Habitat Aslinya

Ingat, kan, zaman sekolah dulu, setiap kelas, biasanya ada poster tentang flora atau fauna khas dari seluruh provinsi di Indonesia. Beberapa di antaranya tergolong langka, bahkan mendekati punah.

Saya tertarik melihat satwa yang bentuk dan karakternya khas. Dalam hati berniat akan melihat hewan-hewan tersebut di habitat aslinya. Sampai akhirnya dewasa, sebagian keinginan itu terkabul.

Orangutan (Pongo pygmaeus)

Dalam sebuah tayangan televisi, saya mengetahui bahwa untuk melihat orangutan, saya bisa berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) di Kalimantan Tengah. Tanjung Puting merupakan pusat konservasi dan rehabilitasi orangutan pertama di Indonesia, bahkan terbesar di dunia.

Ketika memutuskan perjalanan ke TNTP, saya mengambil paket 3 hari 2 malam. Pengunjung menyusuri Sungai Sekonyer dengan mengendarai kapal kayu yang disebut klotok. Bermalamnya pun di atas kapal tersebut.

Ada tiga camp rehabilitasi orangutan yang dikunjungi dalam ekowisata itu, yaitu Tanjung Harapan, Pondok Tanduy, dan Camp Leakey. Waktu kunjungan disesuaikan dengan jam makan orangutan yang telah disediakan oleh masing-masing tempat. Inilah saatnya kita bisa bersua dengan orangutan.

Mereka datang dari balik pohon. Seakan tahu, sekarang waktunya makan. Ada juga yang sambil bergelantungan dari dahan ke dahan. Ada yang datang sendirian, bergerombol, bahkan ada yang sambil menggendong anaknya. Tidak peduli dengan kehadiran manusia yang menonton.

Makanannya buah-buahan dan tebu. Mereka makan sendiri, dan tahu kalau kulitnya harus dikupas. Beberapa orangutan makan ditempat, dan ada yang cuma ngambil, terus makannya sambil nangkring di pohon.

Menyaksikan orangutan makan di Taman Nasional Tanjung Puting

Tingkah pola orangutan itu bikin senyum-senyum. Konon, DNA mereka ini mirip manusia, jadi nggak heran kalau kelakuannya rada serupa, misalnya sendawa dan kentut sembarangan.

Pengunjung diberi jarak beberapa meter dari panggung tempat makanan mereka disajikan. Sama sekali dilarang untuk berinteraksi.

Meskipun judulnya melihat orangutan, tidak cuma mereka yang akan ditemui di Taman Nasional Tanjung Puting ini. Dalam perjalanan menyusuri sungai, kami disuguhi pemandangan hewan endemik Kalimantan lainnya. Saya bertemu monyet ekor panjang, bekantan yang menjadi maskot Dunia Fantasi, dan beraneka jenis burung.

Malam harinya, kami menambatkan kapal di tanaman nipah. Terlihat beberapa pohon berhiaskan kunang-kunang yang sedang menari terang. Kalau beruntung, bisa juga melihat buaya melintas.

Anehnya, meskipun ada di wilayah Indonesia, pengunjung yang datang ke tempat ini, lebih banyak turis asing. Hal ini juga dipertegas oleh pemandu kami.

Komodo (Varanus komodoensis)

Saya ingat betul, jauh sebelum komodo ditetapkan sebagai satu dari tujuh Keajaiban Dunia (7 Wonders on Nature in the World) saya sudah berniat melihat reptil purbakala itu. Habitatnya hanya ada di Indonesia.

Tapi cara menuju ke sana terbilang mahal, karena harus sewa kapal. Wajarlah kalau lagi-lagi, pengunjungnya lebih banyak turis asing.

Namun, mimpi itu selalu saya rawat, sampai akhirnya nasib baik membawa saya ke Taman Nasional Komodo (TNK). Sungguh perjalanan yang tidak terlupakan.

Pengunjung hanya diizinkan berada sejauh 1 – 2 meter dari posisi komodo. Meskipun hewan ini kesannya mager, kalau animal instinct-nya bermain, larinya bisa sampai 20 km/ jam.

Berdekatan dengan komodo di Taman Nasional Komodo

Sebenarnya, kalau tujuannya hanya untuk melihat komodo, teman-teman bisa memilih one-day-trip ke Pulau Rinca atau Pulau Komodo. Tapi kalau mau sekalian mengagumi cantiknya TNK, paket living on board atau bermalam di kapal, adalah pilihannya.

Saat itu saya dan rombongan mengambil paket 3 hari 2 malam. Kami singgah di beberapa pulau untuk menikmati warna-warni taman bawah lautnya.

Kawasan ini sungguh dipenuhi panorama alam yang lengkap. Sajian alam di darat dan di lautnya super indah, sehingga memikat banyak wisatawan domestik dan mancanegara.

Memang, berwisata ke destinasi khusus seperti taman nasional, banyak aturannya. Contohnya ketika di Taman Nasional Tanjung Puting, kami dilarang keras memetik apapun yang ditemui. Menyentuh  boleh, misalnya saat saya untuk pertama kalinya melihat tanaman kantung semar. Tapi, jangan pernah memetiknya

Bagi saya, itu bukan masalah, karena itulah sensasi dan aturannya berkunjung ke tempat yang digolongkan sebagai kawasan lindung. Pengunjung dituntut berwisata tanpa merusak alam. Kegiatan di sekitarnya pun, diusahakan ramah lingkungan.

Menjaga dan Melindungi Fauna Indonesia

Orangutan dan komodo hanyalah dua dari sekian banyak fauna di Indonesia. Sayangnya, jumlahnya sedikit dan hanya bisa ditemui di habitat aslinya.

Bayangkan, kalau tempat tinggal hewan-hewan itu hilang, ditebas nafsu manusia. Kasihan anak cucu kita. Mereka cuma akan bisa melihatnya dari media cetak, elektronik, atau daring.

Saya masih punya impian melihat satwa Indonesia lainnya. Top list-nya adalah badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon. Kabarnya populasinya terus berkurang; anoa di Sulawesi; dan burung cendrawasih yang ekornya sedang mekar serta kangguru pohon mantel emas di Papua. Mereka ini menjadi maskot PON Ke-20 di Papua, Oktober nanti.

Adalah tugas kita semua untuk menjaga dan melindungi fauna Indonesia. Biodiversitas adalah kekayaan alam Indonesia yang harus dilindungi dan dilestarikan.

Tidak susah caranya. Agak berbeda dari manusia, satwa-satwa itu kebutuhan utamanya hanya pangan dan papan. Mereka butuh hutan sebagai rumah yang akan menjamin ketersediaan sumber makanan mereka. Itu saja. Cukup!

Kebijakan internasional dan nasional, sebenarnya telah ada sebagai pedoman untuk melakukan pembangunan berwawasan lingkungan. Yaaa… meskipun masih banyak hal yang harus diawasi dalam praktiknya.

Barangkali, pemerintah harus sangat tegas menerapkan peraturan terkait kelestarian lingkungan hidup. Tentunya dibarengi penyebaran informasi dan pelatihan kepada masyarakat mengenai batas-batas pemanfaatan hutan, demi melindungi satwa liar di dalamnya.

Kemudian melibatkan berbagai pihak, seperti swasta dan warga lokal untuk aktif berperan menjaga lingkungan, khususnya kawasan yang menjadi habitat fauna Indonesia yang dilindungi. Pemberian reward kepada siapapun yang berkontribusi positif dan punishment kepada yang merusak lingkungan, mungkin perlu diberikan, demi terjaganya keanekaragaman fauna Indonesia.

Well… sudah tahu hewan apa yang menjadi ciri khas daerah kamu? Mungkin saya akan berkunjung untuk melihatnya.

Referensi:

  • Wikipedia
  • https://repository.unpak.ac.id/tukangna/repo/file/files-20190823153410.pdf
  • https://bengkuluprov.go.id/makna-wonderful-bengkulu-2020/
  • https://www.gramedia.com/best-seller/hewan-langka-di-indonesia/
  • https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/16/080000369/mengapa-indonesia-memiliki-keanekaragaman-hayati
  • https://kemlu.go.id/davaocity/id/news/14957/taman-nasional-tanjung-puting-konservasi-orangutan-terbesar-di-dunia

46 Replies to “KEANEKARAGAMAN FAUNA INDONESIA, ASET DUNIA PARIWISATA KITA”

  1. Di tempatku apa yaaa. Haha kurang aware jg nihh rasanya. Kayak ditampol
    Soalnya berasa banyak banget gitu icon fauna di sini. Kalo flora, mungkin bunga sama pohon apel yahh

  2. Asli deh dari dulu pengen lihat Komodo langsung di habitatnya, pengen ke Pulau Komodo. Pasti deh lihatnya cuma dari TV atau kebun binatang. Semoga suatu hari setelah pandemi bisa ke sana yahhh mbakk.

  3. debgan wialayah yang luas banyak variaso faunanya dan banyak yang menjadi ciri khas dan taka da di luar indonesia

  4. Mantap nih bisa berjumpa langsung dengan Komodo. Selama ini saya hanya bisa lihat via tv Dan YouTube. Gimana ya rasanya deket hewan nya. Apakah menakutkan ya kak ?

    1. Duh jadi pengen juga bisa lihat komodo di habitat aslinya. Cuma bisa lihat di TV dan YT. Tapi kayaknya aku takut deh heheheh.. Kalau untuk hewan khas daerahku mmm apa yah duh tahunya cm Bogor kota hujan aja

  5. Jadi terpikirkan gimana cara menarik wisawatan mancanegara dengan membicarakan hewan asli khas Indonesia, ya Harimau Sumatera, Komodo, Anoa, Cenderawasih, dsb bisa kita sampaikan ya

  6. Di tempat saya Sumatera Utara pernah liat orang utan hidup bebas di hutan bukit lawang sama burung rangkong/ enggang gading di hutan dumai, tapi waktu masih remaja sih kalau sekarang nggak tau deh nasibnya gimana karena pembakaran hutan yang meraja lela ini 🙁

  7. Aku jarang ke kebun binatang, tapi boleh lah kalau lihat-lihat hewan. Fauna di Indonesia tuh banyak banget dan ternyata banyak yang gak ada di negara lain ya. Kita harus bersyukur soal ini dan wajib menjaganya

  8. Pulau Kalimantan dan Papua menjadi kawasan yang belum pernah saya injak. Bener banget sih kalo keanekaragaman flora dan fauna di kawasan itu emang the best. Banyak keanekaragaman hayati yg belum pernah ditemui. Serial NatGeo pun selalu membahas dari kawasan ini. Semoga nanti bisa ke sini ya.

  9. Aku kurang merawat mimpi, kayaknya 😀 Duluuuu waktu masih remaja pengen bisa ngelihat komodo langsung di habitatnya. Tapi ya udah, pengen gitu aja. Alhasil, sampai sekarang belum terwujud 😀

  10. Wah ditempatku fauna apa ya? Karena tinggal di kota, faunanya kebanyakan binatang peliharaan aja sama siput yang ada di taman. Pernah si ke taman nasional ujung kulon, tapi gak ketemu sama badaknya. Cuma terlihat jejak kakinya aja.

  11. Hewan endemik kotaku adalah burung puter, Kak. Boleh dibilang burung yang paling banyak ditemukan di kota kami. Termauk kota bahari jadi ya tidak banyak binatang khas yang ditemukan selain burung puter, lele, dan bandeng hehe. Kapan ya bisa berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting, biar melihat langsung kekayaan fauna Indonesia dan bisa termotivasi untuk terus menjaganya. Betul banget, komodo dan orangutan adalah keanekaragaman yg khas Indonesia, jangan sampai habitat mereka dirusak yang berdampak buruk pada lingkungan dan masa depan anak cucu nanti.

  12. Fauna kita emang beragam banget ya… Apalagi floranya…Bangga juga lah jadi orang Indonesia yang punya keragaman hayati luar biasa…

  13. Di atas udah ada disebutin orang utan, nah kalau fauna khas daerahku itu Bekantan, habitatnya di sebelahnya wilayah yang pernah kakak datengin, hehe. Emang sih, fauna Indonesia ini beragam banget dan potensi Indonesia dari dalamnya bisa banget dikembangin, tapi buat ngewujudin itu kita emang mesti bersama dengan pemangku kepentingan buat ngejaga fauna fauna yang ada

  14. melihat langsung seluruh fauna Indonesia selalu jadi hal yang paling saya inginkan.
    yang jadi nomor 1 tentu adalah komodo. semoga bisa tercapai di waktu dekat, aamiin

  15. Fauna di Indonesia memang sangat beragam dan ada yang sangat-sangat khas. Semoga next time saya bisa jalan-jalan ke pulau komodo untuk melihat hewan purba yang langka dan masih hidup itu.

  16. Bekantan ka, untuk fauna Asli daerah aku. Indonesia emang sangat kaya sama fauna yang beragam dan pastinya unik unik. Satu hal Wishlist untuk liat fauna secara langsung itu, mau ke komodo.

  17. Dulu setiap pagi sering ketemu loh dengan maleo kalau lagi mandi untuk berangkat ke sekolah. Sekarang sudah mulai sulit harus ubek-ubek masuk hutan baru bisa ketemu dengan maleo.

  18. komodo ini beenr-bener aset Indonesia ya hanya ada satu di dunia di Indonesia saja, untungnya saya sudah melihatnya secara langsung ke Pulau Komodo, semoga lestari ya kak

  19. Dengan wilayah yang supeeeeeeerrr luas, kekayaan alam indonesia termasuk jenis faunya tuh emang jadi beraneka ragam banget yaaaa.. Nah tugas kita sebagai warga negara juga mesti menjaga keanekaragaman fauna yang ada yaaa

  20. Kalo ditanya gini, aku langsung mikir keras, dan sedihnya ttp ga tau mba. Baru setelah Googling, jadi tahu. Itupun pas nyari, yg kluar Beo Nias, rada ga tepat, karena walopun kampungku di Sumatra Utara, tapi lebih tepatnya Sibolga. Beo Nias hrsnya di Nias kan. See, tetep aja bingung ditanya hewan khas kampung sendiri, jadi malu -_-

    Tapi gara2 ini, aku jadi pengen belajar lagi sih utk tau khasnya flora fauna di negara sendiri :). Malu kalo ditanya orang asing, dan kita ga bisa jawab apa2.

    1. Aku juga jadi tahu, karena kebetulan, daerahnya lagi mau naikin sektor wisata. Jadi potensinya digali semua.

  21. Pingin bangeet suatu saat bisa lihat hewan komodo! Tapi kalau disuruh sebutin hewa khas di daerahku tu apa ya, adanya makanan khas ini. hehehe. Aku tinggal di Kabupaten Semarang dan kayaknya nggak ada ya hewan khas yang berasal dari sini.

  22. I ❤️ Indonesia

    Destinasi wisata yang selalu jaid facorit kalau ajak anak pasti kebun binatang. Selain bisa nengedukais juga bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air mereka

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *