Mewujudkan Indonesia sebagai Destinasi Wisata Halal Dunia

Gencarnya kampanye untuk memberikan dukungan kepada Indonesia pada perhelatan The World Halal Summit & Exhibition 2015 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, menggerakkan saya untuk berpartisipasi memilih semua perwakilan Indonesia yang ada. Dan ternyata membuahkan hasil maksimal. Indonesia memenangkan tiga gelar sekaligus. Khusus untuk kategori yang mengandung kata halal, Indonesia berhasil membawa pulang predikat sebagai World’s Best Halal Honeymoon Destination dan World’s Best Halal Tourism Destination. Sebuah prestasi cemerlang yang semakin menguatkan reputasi Indonesia sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia.

Lombok sebagai Destinasi Wisata Halal di Indonesia

Uniknya, kedua kategori yang dimenangkan Indonesia dalam ajang tersebut di atas, diwakili oleh Lombok, pulau utama di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tidaklah berlebihan jika daerah ini terpilih mewakili negara di ajang bergengsi seperti itu. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia, Lombok memiliki daya tarik super lengkap yang menyajikan kebutuhan para penikmat jalan-jalan.

Mandalika ok
Pulau Lombok dan Kawasan Mandalika (Sumber: http://www.tourismmonitor.com)

 Ingin ke gunung, Lombok memiliki Rinjani sebagai gunung tertingginya, serta air terjun Sendang Gile dan Tiu Kilep di kaki gunungnya. Lalu wisata bahari, siapa yang tidak mengenal Gili Trawangan? Pulau kecil yang sudah sangat familiar di telinga turis asing ini, biasanya dijadikan satu paket tur hopping island dengan Gili Meno dan Gili Air. Ketiganya merupakan snorkeling spot favorit yang sangat sayang untuk dilewatkan. Ingin yang lebih ekstrim? Tersedia paket Live on Boat dari Lombok menuju Pulau Komodo, tinggal di kapal selama empat hari tiga malam tetapi singgah ke pantai-pantai indah yang dilalui, salah satunya pantai berpasir pink. Semuanya sungguh memanjakan mata. Dan bagi penyuka budaya, Lombok memiliki Desa Sasak Sade yang menarik dikunjungi untuk melihat kehidupan warga dan bentuk rumah tradisionalnya. Dan yang paling unik adalah tradisi bau nyale, menangkap cacing laut di pantai selatan pada bulan kesepuluh atau kesebelas menurut perhitungan suku Sasak, sedangkan perhitungan masehinya sekitar Februari atau Maret setiap tahunnya.

Selain itu, ada pemandangan unik di sepanjang jalan ketika pertama kali saya ke Lombok, menjelang pergantian tahun 2012. Dalam perjalanan dari Pelabuhan Lembar menuju Pantai Senggigi, terlihat banyak masjid. Biasa saja, memang, tetapi penempatannya yang kebanyakan hanya berjarak beberapa ratus meter antara satu dengan lainnya, ditambah arsitekturnya yang hampir sama megah dan indahnya, adalah pemandangan yang tidak ditemukan di daerah lain di negeri ini. Itulah mungkin yang menyebabkan kota ini juga terkenal sebagai Kota Seribu Masjid.

Dengan mudahnya menemukan masjid, bisa dipastikan bahwa Islam adalah agama mayoritas di Lombok. Kondisi tersebut melahirkan asumsi bahwa tidaklah sulit menemukan makanan halal di sini. Kata halal di Indonesia sangat berkorelasi dengan makanan. Bukan hanya karena menunya tidak mengandung babi dan alkohol, sebagai hewan dan zat yang diharamkan untuk dikonsumsi oleh para muslim, tapi juga bagaimana proses penanganannya. Apakah sudah sesuai dengan standar pengolahan makanan secara Islam? Warga Lombok pasti telah memahaminya.

Dengan kenyataan di atas, wajarlah jika Lombok mulai membenahi sektor pariwisatanya. Hal ini dibuktikan dengan giatnya pemerintah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang fokus menerapkan konsep wisata halal. Hotel dan resort di kawasan ini akan sigap menyediakan kebutuhan tamu muslim yang check-in. Selain itu, pemerintah pun akan menerbitkan sertifikasi halal untuk semua usaha terkait industri pariwisata, seperti restoran dan produk lokal.

 Wisata Halal di Kota-kota Lain di Indonesia

Sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar dunia, destinasi wisata halal seharusnya tidak terpusat pada Lombok saja. Daerah-daerah lain, seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan merupakan pulau yang banyak dihuni oleh penganut agama Islam. Daerah-daerah tersebut juga memiliki potensi besar untuk dikelola menjadi destinasi wisata halal.

Aceh, yang terkenal sebagai Serambi Mekah bersama dengan kota-kota lain di Sumatera, memiliki sumberdaya menjanjikan untuk fokus mengembangkan wisata halal atau syariahnya. Latar belakang budaya Melayu di Sumatera, termasuk juga beberapa kota di Kalimantan, yang kental dengan sentuhan ajaran Islam, tentunya menjadi aset bagi para penggiat pariwisata di sana agar mulai menciptakan wisata halalnya yang khas dan berkelas.

wisata-halal-dunia
Banda Aceh sebagai World Islamic Tourism (Sumber: http://www.telusurindonesia.com)

Jakarta dan Bandung, sebagai kota besar yang banyak terdapat usaha-usaha kecil, menengah, dan besar di bidang fashion, bisa menjadi pusat mode busana muslim di Indonesia, bahkan mancanegara. Baju muslim yang dulunya terkesan monoton dan norak, sekarang, di tangan para perancang busana Indonesia, berubah total menjadi sesuatu yang stylish dan colorful, sehingga pemakainya terlihat fashionable, tanpa meninggalkan unsur syar’inya. Di Jakarta dan Bandung, pakaian-pakaian dan aksesori bernuansa islami yang modis bukan hanya mudah didapatkan, tetapi juga murah harganya. Itu adalah daya tarik utama, wisata belanja, khususnya bagi para pelancong wanita dari negara-negara Islam di luar sana. Jika ini dipadukan dengan sarana dan prasarana penunjang wisata syariah lainnya, bukan tidak mungkin Jakarta atau Bandung menjadi alternatif destinasi wisata halal yang paling lengkap.

Dukungan Semua Pihak

Tindakan positif yang ditunjukkan oleh Lombok, seyogyanya dapat ditiru oleh daerah-daerah lain di Indonesia. Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah harus mendukung kota-kota yang serius ingin menggarap wisata halalnya. Salah satu cara yang paling gampang adalah mempermudah akses menuju lokasi yang menjadi tujuan wisata halal. Pihak lain yang juga diharapkan dukungannya adalah pengusaha, akademisi, masyarakat, dan media massa.

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, tidaklah muluk-muluk jika menganggap hampir semua daerah di Indonesia merupakan muslim-friendly tourism destination. Masyarakat harus mengetahui tentang konsep ini sehingga mereka tahu apa yang mesti mereka lakukan. Bila perlu, kaum akademisi memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mereka mengenai konsep wisata halal. Dan pengusaha, mereka harus berlaku jujur dalam menjalankan ide wisata halal ini. Bukan berarti tidak ada tempat bagi pendatang non-muslim, tapi ini memudahkan turis muslim untuk menikmati keindahan Indonesia sekaligus menjalankan kewajibannya sebagai muslim. Terakhir, media, cetak dan elektronik, lokal dan nasional, memiliki andil besar untuk mempromosikan daerah-daerah berlabel wisata halal di Indonesia, sehingga memikat banyak pengunjung.

4 Replies to “Mewujudkan Indonesia sebagai Destinasi Wisata Halal Dunia”

Leave a Reply to Relinda Puspita Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *