Dari Batam Centre ke Harbourfront
Akhirnya saya mencoba keluar Indonesia melalui laut, yaitu melalui Pulau Batam. Saya tinggal di Bengkulu, dan ini adalah cara paling efektif sekaligus paling murah dibandingkan saya pergi dari Jakarta.
Pagi-pagi, saya terbang ke Batam. Begitu mendarat, saya langsung ke toilet, lalu mencari tempat penjualan tiket ferry dan tempat penukaran uang. Tanpa sengaja, mata saya menangkap counter penjual tiket DAMRI. Saya baca salah satu rutenya adalah Batam Centre, tempat ferry menuju Harbourfront, Singapura. Wah kebetulan, saya memang paling suka mencoba transportasi publik di setiap kota yang saya kunjungi, lagian juga tidak sedang buru-buru.
Ternyata, tulisan tersebut hanya spoiler. Belum ada DAMRI yang langsung ke Batam Centre. Harga tiketnya Rp22.000, tapi saya harus turun di halte depan Mall Kepri, setelah itu disambung angkot kuning Rp4000, ke Batam Centre atau bilang ke supirnya “Mega Mall” atau pelabuhan. Cara ini jauh lebih hemat dibandingkan naik taxi langsung ke Batam Centre dari bandara. Saya lupa DAMRI yang saya naiki itu jurusannya ke Jodoh atau Batu Aji, karena saya langsung bilang tujuan saya, lalu langsung disuruh naik oleh petugasnya. Tidak lupa saya berpesan untuk memberi tahu di mana saya harus turun.
Ada banyak pilihan ferry dan harga. Yang paling murah adalah Batam Fast, Rp170.000, tetapi ini belum termasuk pajak pelabuhan sebesar Rp65.000 dari Indonesia dan S$6 dari Singapura. Kecuali saya ambil one way, maka harga tersebut sudah termasuk pajak. Dengan pertimbangan ekonomi, saya memilih naik Sindo Ferry saja seharga Rp270.000, sudah termasuk pajak, jadi lumayan hemat sekitar Rp20.000. Tiket ini berlaku pergi-pulang selama kurang lebih tiga bulan, dari dan menuju pelabuhan mana pun di Batam.
Untuk penukaran uang, loketnya persis di sebelah penjual tiket ferry, sebelum pintu keluar. Saat itu saya mendapatkan rate lumayan bagus, yaitu Rp9780 untuk $S1 dan Rp3270 untuk RM1. Entah, kurs di bandara atau di Batam Centre yang terbagus, tapi saya tidak mau ribet lagi nyari-nyari money changer di pelabuhan.
Setelah semua tiket dan uang didapatkan, saya keluar dan segera mencari tempat untuk menghabiskan bekal sarapan yang dibawa dari rumah. Sengaja saya bawa bekal biar nggak kelaparan di Singapura, selain tentunya berhemat. Setelah itu, saya naik bus yang kebetulan baru datang.
Turun dari DAMRI di seberang Mall Kepri, saya menyeberang untuk naik angkot ke arah berlawanan. Angkot di Batam lumayan unik. Mobilnya berupa carry berpintu lengkap, bukan mikrolet seperti angkot pada umumnya. Kursi dibagian tengah menghadap ke depan, dan yang di belakang, duduk saling berhadapan. Selain itu, harus dipastikan tujuan kita mau ke mana, jangan asal naik. Dan umumnya, angkot-angkot tersebut memutar lagu lumayan keras sehingga harus agak berteriak ketika berbicara dengan supirnya.
Batam lumayan panas hari itu, dan terkesan ramai dengan kendaraan, dan semakin ramai ketika saya sampai di areal pelabuhan. Batam Centre terletak saling berhadapan dengan Mega Mall, jadi yang masih banyak waktu bisa berbelanja atau makan dulu. Tapi, gedung pelabuhannya sendiri menyatu dengan pusat perbelanjaan kalau memang tidak mau ke mall. Dari angkot saya sempat melihat tulisan WELCOME TO BATAM di perbukitan di belakang Mega Mall, tapi saya tidak sempat ke sana.
Bagian penjualan tiket ada di lantai bawah, dan biarpun sudah membeli tiket di bandara, saya masih harus check in dengan menunjukkan paspor di counter ferry yang akan saya naiki. Nanti, tiket bagian kiri akan diambil dan diganti dengan boarding pass serta kartu kedatangan/ kepulangan milik Singapura yang sudah diisi sebagian, seperti nama lengkap dan nomor paspor.
Setelah mendapatkan boarding pass sesuai waktu keberangkatan, saya ke lantai 2 untuk pemeriksaan paspor sekaligus masuk ke ruang tunggu. Entah yang lain, tapi kepada saya, petugas imigrasi Indonesia bertanya, berapa hari saya di Singapura dan tujuannya apa. Saya jawab saja seminggu dan ingin melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur.
Tidak lama menunggu, saya dipersilahkan naik ke kapal. Boarding pass diambil oleh petugas, dan penumpang dipersilahkan duduk di mana saja. Kapalnya lumayan nyaman dengan pendingin ruangan dan televisi yang tergantung di dindingnya. Tempat duduknya berupa jok busa berlapis kulit yang menghadap ke depan. Melihat bentuk kapal, sepertinya penumpang memang tidak diizinkan berdiri di luar.
Sepanjang perjalanan, saya melihat berbagai jenis kapal, khususnya kapal barang dan kapal-kapal dengan banyak peralatan berat. Pergerakan kapal lumayan tenang dan saya bisa melihat arus laut di sekitar kapal dari jendela.
Ketika mendekati Singapura, gedung-gedung pencakar langit bergaya modern mulai memenuhi pemandangan. Penumpang sudah berdiri di depan pintu. Menurut cerita, ini karena mereka ingin buru-buru sampai di meja imigrasi. Saya, sih, santai saja, dan untunglah pengunjung tidak terlalu ramai sehingga antrenya tidak terlalu lama.
Ketika giliran saya, petugasnya kembali menanyakan tujuan saya. Saya jawab saja mau ke Kuala Lumpur, dan oleh petugasnya saya disuruh menuliskan Kuala Lumpur di kolom “Address in Singapore” yang ada pada kartu kedatangan/ kepulangan. Jadi, kalau kalian memilih jalur laut ke Singapura, sebaiknya bagian “Address in Singapore” diisi saja, dan jangan HILANG! Kalau memang mau menginap, isi dengan alamat hotel/ hostel yang sudah dipesan, kalau masih tidak tahu, siapkan saja alamat hotel/ hostel asal, toh, tidak akan diperiksa. Tapi, kalau tidak berniat menginap di Singapura, mungkin bisa diisi dengan tujuan selanjutnya setelah dari Harbourfront. Itu hanya untuk kelengkapan administrasi saja, bukan sesuatu yang berisiko, kok.
Cklekcklek. Saya pun resmi masuk Singapura.
Dari Harbourfront ke Sekupang
Memasuki hari terakhir ngetrip, saatnya saya kembali ke tanah air. Karena akan bermalam di rumah teman di Batam yang alamatnya lebih dekat dari Pelabuhan Ferry Sekupang, maka dari Harbourfront saya menuju Sekupang, bukan Batam Centre, seperti ketika berangkat.
Lagi-lagi, kita mesti punya boarding pass. Sebenarnya, dari petunjuk di Harbourfront sudah ada tanda tempat pembelian tiket ferry di Lantai 3 (L3), tapi karena saya mikirnya itu tempat membeli tiket, maka saya cuek saja. Ketika tiba di areal pelabuhan, yang saya cari adalah check in counter, dan ketika ke sana, semua kosong, padahal ada banyak counter. Untung, saya masih punya banyak waktu. Penasaran, saya tanya ke bagian bagasi, saya pun di suruh ke lantai atas, tapi karena nggak mudeng dengan ucapan one left up si petugas, saya pun nyelonong ke bagian pemeriksaan paspor, kirain tangganya di dalam. Oleh petugasnya, saya disuruh ke floor three. Ini baru saya jelas. Naiklah saya ke lantai tiga, dan sama seperti di Batam Centre, tempat penjualan tiket menyatu dengan check in counter untuk menukarkan tiket dengan boarding pass.
Setelah sukses melewati pemeriksaan paspor, saya berjalan turun menuju ruang tunggu. Di sana sudah banyak orang yang menanti waktu keberangkatan, sesuai dengan tujuan dan ferrynya masing-masing.
Waktu tempuh ferry menuju Pelabuhan Sekupang sekitar satu jam, dan sama seperti sebelumnya, penumpang bebas duduk di mana saja. Ketika di kapal saya sempat keluar karena melihat bule yang membuka pintu bagian belakang walaupun di pintunya ada tulisan “Crew Only”. Mungkin mereka sudah biasa naik ferry ini karena mereka bisa cuek begitu, batin saya. Dan seperti dugaan saya juga, mereka sedang merokok. Saya keluar untuk mengambil foto keadaan sekeliling. Setelah itu saya kembali duduk manis hingga kapal berhenti di tujuan.
Meskipun sepi, pelabuhan Sekupang cukup besar dan bagus.
Yup, perjalanan kali ini terasa lengkap karena saya mencoba pelabuhan yang berbeda di Batam.
Cklekcklek. I am home!
Sugoii nih jalan2nya mbk.e
Jadi pngalaman lagi nih naek2 kpal hhhe
Terima kasih. Hobi soalnya 🙂
xixixii hobib nge trip nikin fresh trus ya mbak.e hheee
Mlm.. Mau tnya boleh?
Harbourfront itu di vivo city mall disebelah mananya ya? Apakah jadwal kapal sgp-batam center tiap jam ada? Lalu harus dtg brp jam seblom check in / boarding untuk nael kapal? Terima kasih.
Begitu masuk vivo, ntar ada petunjuk arah harborfront. Kalo dr harborfront, begitu mendarat, langsung masuk ke vivo. Satu gedung mereka.
Setahu saya, iya ada tiap jam. Lebih baik sih, minimal sejam sebelum check in udah di sana utk mengantisipasi kenapa-napa.
Lalu total biaya kapalnya brpa untuk setiap org? Tau jwdl kapal dr sgp ke batam jam brpa saja? Saya kan abis sampai di batam akan melanjutkan perjalanan k jawa naek pesawat melalui batam, kl boleh tau pelabuhan mana yang paling dekat dengan bandara? Terima kasih.
Pesawatnya jam berapa, mbak? Dikira2 aja, karena kapal ada tiap jam dari pp Sing – Batam, sampe malam. Ada jadwal dan petunjuknya di sana. Atau kalo mau pasti, browsing aja soal jadwal kapalnya. Kalo biaya, di atas udah saya tulis, tergantung mbak naik apa. Saya kemaren Sindo Ferry karena pp, dan hemat karena beli dalam rupiah di Bandara Batam. Kalo beli one way, belum tax. Dan kalo beli di Sing, kà n bayarnyo pakai dolar sing, agak mahal dikit. Ke bandara, mending ke Batam Center aja. Kalo dari Sing, nanti ke Lantai 3 buat beli tiket.
Jdwl terbang pesawat saya k jawa jm 17.00 dan saya hrs ada dibandara min. Jam 15.30 ya? Brarti saya harus cari penyeberangan kapal sgp – batam center jm brp? Lalu dari batam center ke bandara kira brp menit ya? Terima kasih.
Naik kapal yg sekitar jam 12an juga gak apa. Ato kalo ragu dan buat jaga-jaga, di bawah jam 12 aja ke Batamnya. Jalan2 dulu sekitar Batam Center. Naik taxi sekitar 45 menitan laah ke bandara. Rp75.000-100.000 ongkosnya.
Jadi pengen tahu kayak gimana rasanya
Cobain.