Kangen suasana hostel dan bunk bed, sekalian ingin mandi dan nyuci, saya pun memutuskan menginap semalam di Siem Reap, pada 5 Maret 2015. Dari hasil pencarian sebelum memulai trip ini, saya memilih Garden Village Guesthouse, yang sudah terkenal di kalangan backpacker, dan kabarnya ada kamar (kasur) seharga $1. Saya jadi penasaran.
Kekhawatiran tidak dapat kamar karena belum booking, rupanya tidak beralasan. Saya yang waktu itu tiba sekitar pukul 6 pagi, kebagian juga kamar seharga $5 dengan fasilitas kamar mandi di dalam, AC, loker kayu tanpa kunci, dan Wi-Fi. Sebenarnya ada juga kamar seharga $4 yang menggunakan kipas angin, tapi tampaknya penuh. Seperti yang saya baca di sebuah blog, kasur seharga $1 yang dimaksud mungkin adalah balai-balai yang ada di halaman. Saya melihat ada tiga buah dipan kayu lengkap dengan kasurnya beserta kelambu dan tiangnya, persis seperti ranjang pengantin, tapi tidak berkaki. Mungkin kalau sudah benar-benar terdesak baru saya akan memilih tidur si sana.
Sebelum bilang O.K. dan bayar, saya sempat diantar melihat keadaan kamar oleh stafnya, dan walaupun belum waktunya check-in, saya diperbolehkan menyimpan barang di loker kamar ketika bilang mau pergi. Mereka begitu ramah dan fleksibel, yang memberi saya energi positif pagi itu.
Suasana
Ketika masuk ke halamannya yang luas, langsung terlihat beberapa kursi dan meja terbuat dari kayu dan rotan yang saya tebak itu adalah lobinya karena ada konter resepsionis di ujung ruangan. Di belakang dinding resepsionis tampak ada beberapa kamar, lalu di bagian kanan, sedikit menyeberangi halaman, ada dua bangunan berlantai dua yang terdiri dari kamar-kamar yang saling membelakangi, sehingga wajarlah jika tersedia banyak kamar di tempat ini. Lobinya yang terpisah dan dibiarkan terbuka dengan beberapa tanaman di pinggir-pinggirnya memberikan rasa nyaman di tengah cuaca Siem Reap yang terik.
Saya juga membaca ada kolam renang di sini, dan ketika kembali dari Angkor Wat sempat melihat beberapa bule di lobi yang dari pakaiannya seperti habis, atau mungkin mau berenang, tapi saya tidak mencari tahu di mana letak kolamnya. Di lobi ini ada juga mini resto dan tempat pemesanan tiket bus ke luar kota. Bagi yang ingin menyewa sepeda, tempat ini juga menyediakannya. Dan buat yang hobi nyuci, ada deretan tali jemuran di halaman belakangnya yang lebar dan berumput.
Namun ada beberapa hal kecil yang membuat saya kurang sreg di sini, yaitu kasur yang berisik karena mungkin dilapisi semacam plastik; colokan listrik yang tidak ada di dekat tiap-tiap tempat tidur, sehingga tidak bisa tiduran sambil mainin handphone yang sedang dicas; tidak ada dapur umum; lokernya tanpa kunci sehingga harus bawa gembok dan kunci sendiri biar aman; dan menu restonya didominasi oleh burger, kentang goreng, dan daging babi. Itu yang membuat saya lebih memilih makan di luar, mencari makanan lokal yang bisa dianggap halal.
Saat itu saya melihat banyak traveler berseliweran dan sempat ngobrol dengan yang dari Jerman ketika besok paginya sama-sama sedang menunggu jemputan bus; saya ke Bangkok, dia ke somewhere in Laos. Sebagai tips, jika ingin berkenalan atau sekadar curi-curi pandang ke sesama backpacker, colokan yang ada di salah satu tiang di lobi bisa dijadikan alibi sambil ngecas dan internetan ;).
Lokasi
Tempat ini sudah sangat familiar dan gampang ditemukan, termasuk oleh supir tuk-tuk dan agen bus meskipun tidak terletak di jalan utama. Pusat keramaian seperti Pub Street dan Night Market hanya sejauh lima menit berjalan kaki, dan di sepanjang gang banyak berjejer penginapan lain, restoran, bar, dan penjual tiket bus ke luar kota serta paket tur.
Satu yang saya sesali ketika nginap di sini adalah kelupaan ambil foto!
Wahh sayang nggak ada fotonya, padahal dari deskripsinya menarik banget nih hehehe
Tinggal klik link aja, Mas Halim. Ada banyak foto di website-nya.
Itulahhh… drtd aku baca sambil ngebayangin based on ceritamu aja jadinya ;p.. krn g ada foto 😀
Jd kgn ama siam rep.. penglamanku dulu nginepnya di Okay 1 villa.. bgs juga, etnik gitu… dan paling suka ama welcome drinknya yg dingiiiin dan seger… cocok krn kita baru panas2an explore danau tonle sap ;D
Aku juga baru kepikiran buat belajar review hotel nih, mbak, biar kayak kamu ;). Jadi kemaren benar2 nggak kepikiran moto2in penginapannya. Tapi aku akan tambahin deh ngambil foto dari galeri mereka hehhe…
Kira2 seminggu yg lalu sy menginap disini…. Datang sudah sekitar jam 7 malam… Kami sudah memesan via website ini hotel… 2 kamar yg berisi 3 bed dan 2 bed… Superior with ac kalau gak salah… Di website, kamarnya keliahatan sangat bagus… Sampai disana kami dikasih kamar di lantai2 yg sudah kuno dan tanpa AC… Kami protes karena tidak sesuai dgn pesanan… Mereka bilang, mereka gak punya tipe kamar seperti yg kami pesan….. Jelas saja kami kecewa…. Kamiakhirnya buka web mereka di depan receptionist dan menunjukkan gambar kamar yg kami pesan…. Mereka tetap ngotot gak ada n memberi pilihan mau tetap stay dgn dikasih remote ac atau pindah hotel uang kembali… Karena menurut kmi kamar tidak sesuai, akhirnya kmi memutuskan untuk pindah hotel toh diseputaran situ banyak banget hotel2 yg lain.. Sampai dibawah kami dicegah oleh mrk dan ditawarkan cabang mereka dilain gedung… Klo tidak cocok, kami boleh pergi…. Akhirnya kmi pergi ke cabang mrk yg jaraknya skitar 25 meter aja dr hotel utama…..dan setelah kita buka kamarnya. Tereeeeeenng, trnyata ini kamar yg seperti kami pesan via website…. Haduuuuuuh hampir saja kami kena tipu ini hotel…. Dari awalnya respect sama karyawannya yg ramah, berubah jadi gak banget dah kelakuan mereka… Mengecewakan…. Kenapa harus menipu gitu loh……
Wah, beda-beda emang, pengalamannya. Thanks for sharing, anyway.