Menemukan akomodasi murah adalah tantangan ketika ngetrip ke Timor Leste. Akhirnya, setelah browsing sana-sini, dari semua daftar hostel di Timor Leste yang muncul di Internet, saya langsung terpikat dengan DaTerra Hostel.
Melihat foto-foto hostelnya, sudah tergambar kenyamanannya. Ditambah semua review positif dari yang pernah menginap di sana. Terakhir, dan yang paling penting, harganya sesuai budget saya. Untunglah saya cuma ke Dili. Kebayang kalau harus ke daerah lainnya.
Tapi dasar kebiasaan, saya baru pesan sehari sebelum berangkat, itupun hanya lewat layanan Messenger di Facebook. Syukurlah masih kebagian tempat tidur.
Table of Contents
Tentang DaTerra, Hostel di Timor Leste
Lokasi
Alamat DaTerra Hostel di Dili sebenarnya cukup jelas, tapi supir travel yang membawa saya dari perbatasan, tidak mau berusaha mencarinya. Saya pun nggak yakin dia tahu kalau saya menyebutkan nama hostel di Timor Leste itu. Syukurlah saya sudah diberi patokan oleh pemiliknya, jadi bisa minta diturunkan di tempat tersebut.
Mungkin karena waktu itu sampainya malam, saya sedikit kebingungan membaca medan. Jalanan juga sepi dan gelap meskipun masih jam 7-an. Penerangannya remang-remang. Saya coba bertanya kepada orang yang saya temui, tapi tidak ada yang tahu dengan hostel ini. Saya curiga, masyarakatnya belum familiar dengan hostel.
Alhamdulillah ketemu orang baik. Saya dibantu mencari meskipun dia minta diisian pulsa buat menelepon DaTerra.
Besoknya baru jelas. Lokasinya sangat strategis, ternyata. Dekat kemana-mana, khususnya dengan jalur mikrolet (angkot) yang menjadi angkutan umum di Dili. Mau ke pantai atau ke Tais Market, bahkan ke Palacio do Governo, cuma jalan kaki.
Jadi, cara gampang untuk menemui hostel ini adalah temukan Bundaran Komoro Nicola Lobato. Ini pasti dilewati kalau masuk Dili dari Kupang jalur darat.
Turun di seberangnya, persis di depan tanda jalan Rua de Vaqueque. Jalan kaki sedikit sampai menemukan tanda jalan Rua de Luatem. Di sinilah DaTerra berada. Rumah berpagar batang lontar dengan pintu kayu. Di sekitar banyak juga hostel.
Alamat DaTerra: Motael, Rua de Luatem 5, Antiga Rua do Colegio Militar Telp.: +670 7784 5678 *Motael adalah name sebuah gereja. Alamat ini ada di daerah belakang Gereja Motael.
Fasilitas dan Harga Kamar
Sepintas, DaTerra Hostel terlihat seperti rumah tinggal, layaknya tetangga di sekitarnya. Begitu masuk, baru ketahuan itu adalah penginapan.
DaTerra memiliki satu kamar dorm dengan 4 kasur dan satu kamar private. Hostel ini baru beroperasi di awal 2017, jadi memang baru ada dua kamar. Tapi mereka berencana akan menambah kamar lagi.
Rate kamarnya US$14/malam/orang untuk dorm dan US$25/malam/orang untuk private. Keduanya dilengkapi AC dan kipas angin. Dipannya didesain sendiri, karena terbuat dari kayu yang dipaku jarang-jarang, tanpa pembatas di sekelilingnya, dan agak lebar dibagian kepala, untuk meletakkan barang pribadi.
Begitu check in, tamu langsung diberi selimut dan handuk. Tapi, karena cuaca di Dili sangat panas, nyamuknya seabrek. Selimut bukannya untuk mengusir dingin, tapi mencegah gigitan nyamuk.
Sebagai tambahan, disediakan pula krim anti nyamuk dan raket nyamuk. Lalu semua jendela dan lubang angin dipasang kawat nyamuk.
Sudah beragam cara dilakukan untuk mengantisipasi makhluk kecil ini, termasuk menyalakan kipas angin selagi tidur. Namun tetap saja, kawanan nyamuk kecil-kecil yang terbangnya tanpa suara tapi meninggalkan gatal itu, usil mengganggu.
Kamar mandinya cukup luas dan ada di luar kamar tidur. Lengkap dengan wc duduk, wastafel, dan shower tanpa air panas. Kalau mau, ada juga kamar mandi beratap langit di halaman belakang. Dindingnya terbuat dari batang daun lontar, khas dinding rumah warga di pinggiran Pulau Timor, tapi pintunya hanya tirai kain.
Setiap pagi tersedia sarapan. Bergantian antara roti bakar dan pancake. Minumnya bebas, mau teh atau kopi. Waktu penyajiannya terserah tamu, tergantung bangunnya jam berapa.
Kalau bosan di kamar, bisa hammock-an di halaman belakang, atau ngobrol dengan pemilik dan stafnya yang asyik. Satu lagi, tamu bakal dipinjamin simcard yang pulsanya diisi sendiri, dan harus dikembalikan saat check out.
Wi-Fi di seluruh Dili ini super lelet, makanya respon mereka di Facebook sering telat. Tapi, dengan kartu lokal, jaringan internetnya lumayan stabil.
Staf dan Pelayanan
Pemilik hostel ini adalah pria asal Portugal bernama Virral yang memiliki istri asli Indramayu, Indonesia, yang dipanggil Nana. Ada satu orang lagi, sebenarnya, tapi dia lagi liburan saat saya di sana.
Dari pertama bertemu, saya langsung akrab berbincang dengan Nana. Tiga orang staf perempuannya: Lusia, Kesia, dan Tina, juga suka ngobrol. Mereka siap membantu tentang cara menuju tempat-tempat wisata di Dili. Dari merekalah saya bisa menekan pengeluaran kesana-kemari.
Saking bersahabatnya, saat datang, paspor dan bayaran kamar saya tidak langsung diminta. Saya bayar pas mau pulang. Itu pun atas inisiatif sendiri, pada malam terakhir saya di sana. soalnya saya berangkat pagi, takut nggak ketemu sama mereka.
Selain beroperasi sebagai hostel di Timor Leste, DaTerra Hostel juga merupakan mini-resto yang ramai pada jam makan siang, khususnya oleh para ekspatriat. Wajar, lokasi hostel ini tidak jauh dari pantai yang di seberangnya berderet kantor pemerintah dan konsulat asing.
Masakan Nana enak-enak, meskipun dia ngakunya belum lama belajar masak. Tiga malam di sini, saya selalu makan malam bersama penghuni DaTerra. Momen inilah yang paling saya suka selama di sini. Kami duduk satu meja layaknya keluarga dan sahabat lama.
Karena santai dan kentalnya sifat kekeluargaan di DaTerra, ada tamu asal Italia yang sudah hampir sebulan di Timor Leste. Setiap dia kembali ke Dili setelah ngetrip ke daerah-daerah lain di Tiles, nginapnya pasti balik ke DaTerra.
Balik ke soal makanan, ada dua hal yang saya suka dari menu di sini: tanpa babi dan tanpa MSG. Alasannya, Nana seorang muslim dan lumayan peduli dengan makanan sehat.
Jujur, lantaran mau hemat, saya sama sekali tidak jajan. Saya hanya menghabiskan kurma yang saya bawa sendiri. Toh, paginya sudah sarapan. Lagian, saya juga tidak melihat ada makanan yang menggugah selera di sana.
Oiya, ada bakso dan gorengan, loh, warisan Indonesia.
Harga menu di DaTerra berkisar $1 – $5. Untuk dinner, biasanya set menu seharga $5. Bebas nambah sampai kenyang. Khusus untuk yang menginap, bakal dikasih diskon. Bayarnya, pas mau pulang, disatuin sama tarif kamar.
Sayang, kamis pagi saya sudah kembali ke Kupang. Padahal malamnya adalah jadwal rutin nonton film bareng. Yang hadir bukan hanya penghuni DaTerra, tapi juga orang luar yang memang sengaja datang untuk menonton.
Pokoknya, kalau backpacking ke Dili, Timor Leste, sudah paling benar menginapnya di DaTerra Hostel.
Keren banget bs backpacking ke Dili, dan salfok sama sangu kurma 😀 keren mb tulisannya 🙂
Di imigrasi Timor Timur ribet ga? Ga pakai Visa kan ? Seru juga kayaknya jalan2 ke Dili
Mudah. Cuma Visa on Arrival $30.
hostelnya lumayan sederhana, tapi makannya sepertinya yummy banget ituu 😀
Iya. Enak makanannya enak-enak.
Mau langsung cusss?
Baca postinganmu langsung terbayang suasana kekeluargaannya 🙂
Amankah ke Dili buat solo traveller perempuan?
Sependek pengalaman saya, aman banget.
Kapan ke sana lagi
No kontak
Nggak tahu kapan bisa ke sana. Mahal, euy, pakai dolar. Kontaknya ada di lengkap di artikel.
Bahkan untuk dormnya saja lumayan ya. Tapi paling nggak kita mendapatkan yang sepadan. Tempatnya nyaman, bisa pesan makanan pula. Ngebayangin di sana serba mahal jadi kayaknya kudu maklum 😀
Jadi kepikiran buat ke Dili juga nih
Beberapa cerita dari teman yg pernah kerja di sana, Dili klo malam itu serem ya mba?
Sepi, sih. Gak ngalamin seremnya, secara magrib saya udah di hostel. Angkot juga sampai magrib.
mayan nih kl ada info beginian bisa lbh hemat, luamayan nyaman ya 🙂 Meski td itu PR nya, nyamuk, hehe
Bawa autan atau kelambu sekalian. Hehehe.
Uwaaahh ke cristo rei bisa angkotan??? Aku ada planning ke timor leste jg mba. Demi pating cristo rei :D. Aku catet deh hostel ini.. Iyaa, aku iseng aja nyari penginapan di sana lwt agoda, mahal2 yak.. Kalo ada yg murah, apalagi ownernya muslim, aku maulah.. Jd makan jg terjamin 🙂 ..
Aku juga ada rencana pengen ke Dilli dengan budget pas-pasan. Pas banget mbak kamu review penginapan. Thank you
Keren backpacker-an ke Dili. Jadi penasaran ada obyek wisata apa aja di kota itu. Nama-nama jalannya Portugis banget ya, berawalan “Rua” semua.
Kenapa nggak cari hostel yang ada AC kak? AKu sih nggak tahan banget sama panas, mending kedinginan daripada kepanasan haha. Tapi hostelnya homey banget dan sarapannya juara. Salam kenal ya 🙂
Ada, kok, AC-nya. Gak mempan, tapi.
Wah mantap kali udah ke timor leste, kapa ya aku bisa ke sana…
Wah baru tau ada yang backpacking ke Dili. Wisatanya apa ya Mbak kalau ke Dili? sepertinya kurang familiar ya wisata ke sana. Atau saya yang kurang tahu ya? Tapi asyik juga bisa jalan-jalan sampai Timor Leste
Pantai kebanyakan, sih. Ada patung Yesus yang kabarnya tertinggi ke-2 di dunia. Di pinggir pantai juga, tapi.
wah lumayan ya nyamannya
Murah banget makanan nya , hanya yg maks. $5
Kapan ya kak, bisa ke Dili…januari di kota Dili…kek lagumya Rita Effendi
Bisa kapan aja kalau Kak Milda, sih.
Wah keren… backpacker ke Dilli .. kepingin juga, tapi kapan…
Kapan aja, bisa.
dan ketika mendengar Timor Leste, saya merasa sedih karena bukan lagi bagian Indonesia. tapi membaca ini membuat saya malah ingin ke sana juga 🙂
Saya juga pinging ke sana lagi.
Impian juga nih ke dili. Tastenya uda brasa2 portugis ya
Mba mau nanya, klo bawa kendaraan sendiri persyaratan nya apa aja ya. Makasih
Kurang tahu, Mbak. Barangkali surat2-nya harus lengkap, namanya lintas negara.
Ini info yg saya cari, berhubung tgl 19 Juni mau Ke Tiles, bus nya ada yg jln malam kah, spy sampainya pagi, tks ya ceritanya cukup menarik dan cukup jelas…Bus travel nya hrs booking dulu ya, atau pas mau pergi baru beli tiketnya?
Sepertinya gak ada, karena imigrasi perbatasan pasti masih tutup kalau subuh.
Mungkin bisa langsung beli di tempat, karena setiap hari berangkat. Entah kalau penumpang penuh.