Pagi itu saya melajukan motor menuju Bukit Kandis, salah satu destinasi wisata di Kabupaten Bengkulu Tengah. Pada gelaran Anugerah Pesona Indonesia (API) 2018, tempat ini dinobatkan sebagai Objek Wisata Terpopuler ke-3, untuk kategori Wisata Olah Raga dan Petualangan Terpopuler.
Sayang, momen tersebut tidak maksimal dimanfaatkan oleh pemerintah daerah. Alhasil, gelar hanya tinggal gelar. Sampai tulisan ini publish, tidak banyak cerita lagi tentang aktivitas olahraga di sana.
Table of Contents
Tentang Bukit Kandis
Konon, nama Bukit Kandis diberikan pada tempat ini, lantaran dulu banyak ditemukan pohon asam kandis. Namun kini, pohon itu sudah tidak tampak lagi.
Sebuah bukit batu yang berdiri menjulang di sana, adalah ikon Bukit Kandis. Saya ingat betul, zaman SMA dulu pernah ke sana untuk camping dan melihat latihan panjat tebing.
Lokasi
Kawasan wisata Bukit Kandis berada di Desa Durian Demang, Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah (jalan lintas Kota Bengkulu – Kabupaten Kepahiang). Waktu tempuh dari pusat kota Bengkulu hanya sekitar 30 – 40 menit berkendara.
Dulu, dari jalan raya menuju kaki bukit batu besar itu harus menyewa kendaraan, jalan kaki, atau menumpang kendaraan warga. Jalannya tanah berbatu kasar. Sekarang, jalannya terbilang mulus.
Dari jalan besar, memang belum ada kendaraan umum ke lokasi. Tetapi, teman-teman bisa menyewa ojek, bahkan berkendara sendiri ke sana. Hanya beberapa meter mendekati gerbang, jalannya masih berbatu. Setelah itu, jalan telah dilapis semen dan paving block.
Seandainya baru pertama kali ke sini, tidak perlu bingung. Ada tanda penunjuk lokasi, persis di belokan menuju Bukit Kandis. Waktu tempuh dari jalan raya hanya sekitar 10 menitan.
Fasilitas
Memasuki kawasan Bukit Kandis terpampang hamparan luas. Parkiran ada di sisi kanan, berhadapan dengan barisan warung. Sementara jauh di sisi kiri, terdapat toilet dan aula terbuka yang bisa difungsikan sebagai musala.
Ketika saya berkunjung, toilet dua pintu itu dalam keadaan tergembok. Tidak jauh dari sana berdiri toren air. Areal inilah yang sering dijadikan lokasi berkemah.
Untuk mendekati bukit batu, kita masih harus jalan menanjak, paling cuma sekitar 5 menitan. Jujur, saya tidak ingat tentang bagian atas bukit ini. Tapi ketika saya ke sana, ada jalan setapak berlapis semen untuk menuju kaki bukit.
Tidak jarang, ada pengunjung yang melajukan motornya sampai ke atas sana. Tapi, mending jalan kaki, sih, menurut saya. Selain lebih aman, juga lebih menikmati suasana dan pemandangannya, seperti pengalaman saya di video ini:
Pemandangan
Sepanjang jalan menanjak, berjejer tanaman dan ilalang. Pun sampai ke bagian atas. Ilalangnya menggoda banget untuk dijadikan latar foto.
Untuk mendaki ke puncak tebing batu besar itu, medannya cukup terjal. Saya belum pernah sampai ke atas. Namun di sekitarnya terdapat beberapa bongkahan batu besar.
Di bagian terdapat danau yang sekilas pandang terlihat hanya seperti genangan air yang sangat besar dan tidak terawat. Dari atas sini, mata akan dimanjakan oleh pemandangan hijau hutan di kejauhan.
Sayang, tempat yang sangat tenang ini, harus dikotori oleh sampah plastik bungkus makanan dan minuman pengunjung. Tersedia tempat sampah, tapi, sepertinya pengunjung bersikap acuh, dengan asal lempar sampah mereka.
Tiket Masuk
Tidak ada tiket masuk ke Bukit Kandis. Tapi setiap kendaraan yang datang akan dikenai biaya tak resmi. Satu motor, tarifnya Rp5000, kata tukang parkir yang merangkap pedagang di sana. Entah berapa untuk mobil.
Biaya Rp5000 itu sudah termasuk semua: parkir, jaga kendaraan, dan bersih-bersih. Rela nggak rela, sih, tapi anggap saja bantu-bantu mereka.
Pagi menjelang siang itu, saya seorang diri ke sana. Saya hanya berjumpa satu dua orang pengunjung. Menurut penjaganya, pengunjung ramai pada sore hari, karena mereka ingin menyaksikan matahari terbenam.
Tapi, kalau saya pribadi, mending pagi ke sana. Udaranya bersih, panorama alam di sekitarnya jelas terlihat, apalagi kalau langit sedang cerah. Teriknya matahari tertutupi oleh bayangan batu dan pohon-pohon di sekeliling jalan setapak.
Secuil Ide untuk Bukit Kandis
Sebagai penikmat wisata alam saya ingin Bukit Kandis benar-benar difungsikan sebagai destinasi wisata alam atau wisata olahraga/ petualangan di Bengkulu. Bukannya dijadikan tempat wisata yang dipenuhi spot foto warna-warni tanpa konsep jelas.
Mungkin, pengembangannya bisa meniru ide via ferrata Gunung Parang di Purwakarta. Tanpa harus menjadi atlet panjang tebing, semua orang bisa menjajal tebing batu. Tentunya dengan pemandu terlatih dan pengaman yang mumpuni.
nekat sih ya kalo pake motor.. apalagi kalo tiba2 hujan ntar jalannya jadi becek.. masih belum aspal kan ya.. ni bukit kynya cocok buat mencari inspirasi menulis hehe
Sudah tidak becek, Kak. Paling lici, karena berbatu.