Mengintip Jalur Festival Taman Bunga di Provinsi Bengkulu

Diawali dengan melihat puspa langka Rafflesia arnoldii, lalu bunga bangkai, Amorphophallus, dan terakhir… bunga-bunga di mana-manaaa…

Sejak pemerintahan gubernur Bengkulu terpilih, Ridwan Mukti atau biasa dipanggil RM, beliau memiliki 5 Program Prioritas. Salah satunya Visit 2020 Wonderful Bengkulu, yaitu program yang menitik beratkan pada sektor pariwisata dengan menggadang 52 jenis festival hingga tahun 2020 nanti. Itu sebabnya tagline Wonderful Bengkulu menjadi trending topic di setiap organisasi pemerintah daerah (OPD), karena mereka semua terlibat dalam menyukseskan program ini. Tentunya menurut kewenangannya masing-masing.

Satu dari festival yang diprediksi akan menarik minat banyak wisatawan adalah Festival Taman Bunga atau Garden Flower Festival. Benar, nggak sih, itu, penyebutannya? Bukannya Flower Garden Festival?

Iya, kebun bunga atau taman bunga. Bukan Festival Bunga yang menurut saya akan bermakna luas. Wisatawan tidak hanya sekadar menikmati bunga yang ditanam, tapi juga beragam kreativitas yang menggunakan kembang hidup sebagai objeknya. Entahlah, mungkin ada hal yang dipikirkan pemerintah yang saya tidak tahu.

Selaras dengan jumlah festival itu, setiap kabupaten dan kota di Bengkulu telah ditetapkan sebagai tuan rumah atau lokasi untuk masing-masing festival. Mengingat Kota Curup, ibukota Kabupaten Rejang Lebong, adalah daerah pegunungan yang masyhur sebagai penghasil sayur-mayur, maka ditetapkanlah kota ini sebagai lokasi Garden Flower Festival.

Titik utamanya berada di sekitar Danau Mas Harun Bastari. Mereka yang sering bolak-balik Bengkulu – Sumatra Selatan jalur darat, pasti melalui danau yang berada di Jalan Raya Curup – Lubuk Linggau ini.

Dulu, hanya di danau saja yang ramai dengan para penikmat hari libur. Mereka bisa menyewa perahu untuk mengelilingi danau atau piknik sambil menikmati udara segarnya. Tapi sejak setahun terakhir, orang-orang sengaja datang ke sini hanya untuk ke taman bunga. Satu di antaranya adalah Taman Bunga Inayah yang persis berada beberapa meter sebelum gerbang danau. Taman ini berseberangan dengan tempat yang terkenal dengan bangkai pesawat tempurnya, dan sekarang diramaikan dengan aneka kembang.

Bunga-bunga yang ditanam sebenarnya adalah tanaman yang kerap dijumpai di pinggir jalan atau pekarangan rumah. Perbedaannya hanyalah pada jumlah dan penataannya. Satu jenis bunga bisa menempati beberapa barisan, sehingga terlihat penuh dan membentuk formasi yang cantik.

Penempatannya ada yang datar dan ada yang bertingkat-tingkat. Tergantung kemiringan tanah dan selera orang yang mengelolanya. Seperti di Inayah, lahannya cukup landai, sehingga barisan bunganya miring, sedangkan di seberangnya, kontur tanahnya cenderung datar. Tapi dari kedua tempat ini, pengunjung akan puas mengagumi Danau Mas Harun Bastari yang dikelilingi perbukitan hijau.

Supaya tidak bosan, kedua taman bunga ini menambahkan ornamen lain yang bisa dijadikan spot berfoto, seperti bangku, rumah pohon, dan jembatan bambu. Siapa tahu, ke depannya akan ada pemanis lain, ayunan, misalnya, atau sepeda gantung. Jadi, sambil gelayutan, wisatawan bisa menikmati taman bunga dan pemandangan danau yang sangat luas di bawahnya.

Kebayang, kalau bakal dijadikan lokasi festival, pengunjung pasti padat dan ramai. Semoga mereka sadar untuk tidak merusak keindahan taman dengan cuek menginjak tanaman dan merusak fasilitas yang ada.

Tempo hari, bersama para blogger, peserta #FamtripBengkulu, kami menghabiskan banyak waktu di kedua tempat ini dengan berbagai pose dan foto pemandangan. Kalau saja tidak dibatasi waktu, kami betah berlama-lama di sini, apalagi ditambah buaian angin sore khas pegunungan yang menyejukkan.

Hari itu, mungkin karena masih hari kerja dan telah melewati jam makan siang, kedua taman bunga ini sepi pengunjung. Pun bunga-bungnya banyak yang belum mekar. Menurut pihak Alesha Wisata yang membawa kami ke sini, tahun ini adalah masa persiapan bagi Rejang Lebong untuk nanti tahun 2018, saat perhelatan Festival Kebun Bunga dimulai hingga nanti puncaknya di tahun 2020.

Kita tunggu saja.

Ngh… mana bunga Rafflesia arnoldii yang terkenal di Bengkulu? Nggak seru, ah, kalau nggak ada.

Dulu, sebelum Rejang Lebong dipecah menjadi empat kabupaten, yaitu Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong, dan sebagian Bengkulu Tengah, daerah Kepahiang dan Lebong merupakan kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong yang beribukota Curup. Dari kota Bengkulu, Curup bisa dijangkau dengan mobil selama kurang lebih 2 jam. Sebelum sampai ke sana, kita akan melewati dua kabupaten, yaitu Bengkulu Tengah dan Kepahiang. Kedua daerah ini memiliki kawasan hutan bernama Taba Penanjung. Di hutan inilah biasanya ditemukan Rafflesia arnoldii yang sedang mekar.

Searah jarum jam: tanda bahwa ada Rafflesia mekar, bongkol bakal bunga, Rafflesia yang sebelumnya saya lihat, dan Rafflesia terakhir yang saya lihat.

Tidak jauh dari sini, sebelum memasuki pusat kota Kabupaten Kepahiang, ada daerah bernama Tebat Monok. Selain Rafflesia, bunga bangkai Amophorpahlus titanium atau bahasa lokalnya kibut, juga bisa ditemukan di kawasan hutan ini. Sekarang, bahkan sudah dikenal sebagai Kawasan Konservasi Amophorphallus.

Bunga Bangkai Amorphophallus titanium dan bakal bunganya.

Inilah yang terjadi pada kami peserta Famtrip kemarin. Tidak hanya menyenangkan, perjalanan ini juga penuh wawasan, apalagi bagi yang baru pertama kali ke Bengkulu. Sekali datang, langsung menjajal tiga kabupaten, satu kotamadya, dan melihat dua puspa langka kebanggaan negeri. Saya sendiri, baru kali itu melihat bunga bangkai, dan dari empat kali melihat Rafflesia, itu adalah kondisi terbaik yang pernah saya temui.

Dibandingkan Rafflesia, meskipun sama-sama tidak bisa diprediksi kapan dan di mana lokasi tumbuhnya, Amorphophalus sangat jarang bisa ditemukan karena tanaman ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mekar sempurna. Makanya, setelah melihat keduanya, saya merasa lengkap dan bangga menjadi orang Bengkulu.

Pesan saya, jika nanti teman-teman ke Bengkulu, sisihkanlah satu hari untuk melintasi jalur tengah Bengkulu ini. Jangan tidur meskipun jalannya berkelok-kelok, karena mungkin saja kalian akan melihat tanda atau spanduk bertuliskan Bunga Rafflesia Mekar. Kalau beruntung, siapa tahu ada juga Amorphophallus yang sedang berdiri angkuh menebar aroma bangkainya.

31 Replies to “Mengintip Jalur Festival Taman Bunga di Provinsi Bengkulu”

      1. Oooo jd baunya muncul pada saat tertentu aja ya mbak? Soale kmrn pas acara itu ngliat ada blogger foto di samping bunga bangkai hehe
        Kirain sepanjang waktu bau gtyu

  1. 2 bunga yang terkenal dari jaman masih SD dulu sampe sekarang..tapi baru lihatnya masih dari gambar, video atau foto aja sementara..
    Semoga bisa jalan jalan kesana diwaktu yang pas, jadi bisa sekalian lihat langsung si bunga bangkai dan rafflesia yang terkenal itu..
    Etapi baunya nggak sampai bikin pengen kabur dari lokasi kan ya mbak? Hehe

    1. Itu kemaren udah umur 4 hari. Gak gitu bau. Katanya, sih, bau banget. Kayak apanya, aku juga penasaran.

  2. Aku belum pernah ke Bengkulu. Pingin banget ke sana. Kemarin waktu ada pendaftaran blogger untuk acara visit Bengkulu, aku daftar. Tapi nggak terpilih.

    Kagum dengan bunga2 raksasanya.

  3. wiii…senengnya…aku juga suka ke tempat berbunga-bunga gitu.
    Saudaraku juga ada yang di Bengkulu, tapi aku belum sempat bersilaturahmi kesana…

  4. Aku baru tau bunga bangkai seperti itu. Bau ya bunga bangkainya 😀
    Btw taman bunganya cantik, pengin bisa foto2 di situ.

  5. Bengkulu emang kalah promosi dibanding Palembang atau Padang. Nyatanya di Bengkulu banyak hal yang bisa diekslpor, dan dikunjungi. Semoga Bengkulu bisa merias diri dengan lebih baik lagi.

  6. wah blm pernah ke Bengkulu, PR banget ini 🙂 beruntung ya kl bisa liat raflessia mekar, penasaran juga 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *