Malam terakhir di Yogyakarta, saya sepakat dengan teman saya untuk makan di Bale Raos setelah sebelumnya kami ke sana, restoran yang ada di dalam kawasan keraton ini tutup. Kenapa sore, karena memang bukanya hanya dari sore hari.
Ketika masuk ke areal restoran yang ada di dalam kawasan keraton, pandangan saya langsung disambut oleh dua buah bangunan semacam pendopo di kanan-dan kiri. Pendopo-pendopo ini terdiri dari banyak tiang kayu dan dipenuhi oleh meja-meja makan bundar yang ditata apik ala gala dinner, dengan sentuhan Jawa yang sangat kental.
Saat itu kami memilih pendopo di sebelah kiri dan duduk di meja ujung paling depan supaya bisa puas menikmati sekeliling. Tidak lama, pelayannya mendekat sambil tersenyum dan membawa daftar menu. Saya perhatikan pelayan pria yang datang ke meja kami, pakaiannya berupa beskap merah, sedangkan yang perempuan, mengenakan kebaya polos sederhana.
Saya sih, karena kesenangan diajak makan di sini, langsung minta makanan apa yang biasa sultan makan, yang langsung disambut tawa oleh mas pelayannya. Akhirnya kami memesan nasi merah, dan sisanya saya serahkan kepada teman saya saja. Bisa dilihat di sini fotonya. Sambil menuggu pesanan, pelayannya menyajikan welcome meal berupa sepiring kecil keripik singkong yang gurih, dan mengisi gelas-gelas kami dengan air putih. Sebagai pencuci mulut, kami memilih puding yang dari gambar, penampilannya menggoda dan terlihat nikmat.
Banyak banget pesanan kami, termasuk oseng-oseng daging dan daun singkong. Tadinya saya pikir harganya akan setara dengan resto-resto fine dinning kebanyakan, tapi rupanya, harganya termasuk masih masuk akal, terjangkau oleh semua kalangan. Kalau nggak salah, teman saya cuma habis sekitar Rp200.000.
Dan soal rasa, emang enyaaak banget. Yang nggak habis cuma daun singkongnya aja heheheh… Pokoknya, this resto is highly recommended.
Rasanyaa kyknya lezat, cerinya manisss