Pada suatu hari…
Saya yang berdomisili di Bengkulu ini ada rencana ke Jakarta karena ada acara yang harus dihadiri. Saya sampaikan niat ini kepada orang tua, dan mama langsung teringat ada barang titipan dari tante untuk adik yang tinggal di Jakarta.
Seperti biasa, mama nanya saya bakal menginap di hotel apa. Maksudnya supaya adik saya bisa datang mengambil barang.
Saya sebutkan nama daerahnya tapi belum tahu nama hotelnya. Ternyata adik saya nggak janji bisa ketemuan karena kesibukan di kantornya. “Ya, sudahlah”. kata mama. “Ntar aja, pas dia balik”.
Saya tahu mama agak kecewa karena tidak bisa memberikan titipan itu. Mau tunggu adik saya mudik ke Bengkulu, entah kapan. Tapi saya yakin pasti ada jalan. “Sinilah, Ma.” ucap saya. “Ntar dikirim lewat Gojek”.
“Bisa?”
“Bisalah. Asal alamatnya jelas.”
“Mama ngomong sama adik kamu dulu, ya.”
Mama pun menelepon adik saya. Dia langsung setuju dengan rencana saya. Tampak senyum merekah di wajah mama.
Namanya orang tua yang masih merasa ada di zamannya. Mama masih menganggap bahwa pengiriman barang itu hanya lewat pos, jasa pengiriman, atau diambil langsung oleh penerimanya. Dia belum ngeh bahwa kini barang dalam satu kota bisa langsung dikirim pada hari yang sama, bahkan dijemput dan diantar alamat. Modalnya cuma smartphone berpaket data. Tidak butuh waktu berjam-jam, apalagi berhari-hari.
Singkat cerita, pagi-pagi sebelum berangkat dari penginapan menuju tempat acara, saya menghubungi adik saya agar mengirimkan alamat kantor dan detail lokasinya. Setelah itu saya segera mengaktifkan aplikasi Gojek, dan menyentuh layanan GoSend.
Tanpa menunggu lama, saya mendapatkan respon dari kurirnya. Selang beberapa menit, dia sudah sampai di depan hotel.
Buat jaga-jaga, diam-diam saya foto kurir dan motornya, lalu saya kirim ke adik saya. Kemudian secara main-main saya berpesan agar barangnya harus benar-benar sampai di alamat tujuan.
Kurirnya menjawab sopan sambil tersenyum. Saya super ikhlas memberikan uang bayarannya.
Tak berapa lama, adik saya mengabari bahwa barangnya sudah diterima. Mama saya juga sudah tahu. Alhamdulillah.
See, begitu gampangnya mengirim barang dalam satu kota hanya dengan menggunakan jasa GoSend. Hidup menjadi lebih praktis. Adik saya tidak mesti izin keluar kantor menerobos kemacetan Jakarta demi sebuah bungkusan kecil. Saya pun tidak perlu repot datang ke tempat pengiriman paket yang entah di mana. Ada teknologi yang bekerja untuk kami. Biayanya sangat sepadan dengan waktu dan kemudahan yang saya dan adik saya dapatkan.
Gojek memang super App karya anak negeri yang memahami kebutuhan sehari-hari manusia masa kini. Mau apapun, #pastiadajalan untuk mewujudkannya tanpa harus ribet.
Kalau awalnya Gojek hanya sekadar layanan kendaraan antar jemput ala ojek dan taksi, kini layanannya merambah ke hampir semua sektor kehidupan. Lapar tapi bingung mau makan apa? Tinggal klik GoFood. Badan pegal-pegal tapi nggak kenal tukang pijat? Tinggal klik GoMassage. Rumah berantakan tapi malas bersih-bersih? Tinggal klik GoClean. Mau apa lagi? Semua coba dipenuhi oleh Gojek yang selalu berinovasi, kita tinggal duduk manis di rumah. Bahkan mau berdonasi juga bisa. Lewat GoGive. Semua hal yang dulu dianggap jauh dan sulit, dibuat dekat dan mudah.
Metode pembayarannya super gampang dengan cara tunai dan nontunai. Keduanya berpeluang sering mendapatkan promo. Tapi transaksi nontunai melalui GoPay lebih banyak untungnya, karena sering ada promo potongan harga, gift, dan diskon, serta diterima sebagai pembayaran di banyak merchant di Indonesia. Sering ada cashback-nya. Hehehe…
Saya pribadi sangat terbantu dengan lahirnya Gojek di era abad 21 ini. Sebagai pekerja saya diberi pilihan: mau nomaden pindah-pindah tempat, atau cuma di satu tempat tapi ingin mendapatkan layanan maksimal, misalnya makan, kirim dokumen, atau bayar tagihan, semua bakal diladeni Gojek. Saya cukup pastikan saldo GoPay sudah di-top-up.
Punya pengalaman menarik bersama Gojek yang memudahkan kegiatan sehari-hari kamu? Yuk, cerita.
Wah ini aku banget, benr-bener kebantu deh sama Ojek Online. Mulai dari nganterin aku sampe ngirim atau ngambil barang. Pernah sih, dapet driver gojek yang baik banget. Hari itu aku abis ngajar di salah satu Tempat Pembuangan Akhir di Palembang, lumayan jauh dari rumah. Pulang mepet magrib, Bapaknya ngajak solat dulu, eh sesampenya di rumah, gak mau dibayar. Malah nawarin, kalo abis ngajar telpon beliau aja buat dianterin pulang gratis. :’)
Rezeki nomplok. Malaikat kali, tuh.
Saya juga pengguna Gojek. Tapi biasanya cuma pakai untuk ojek dan tiket bioskop saja. Kirim pakai gosend cuma pernah sekali, tapi terima kiriman gosend sudah beberapa kali. Kebetulan layanan lainnya belum perlu.
Aku juga seringnya ngojek.